YOGYAKARTA – Wacana tentang isu-isu perempuan hingga saat ini ketika dikaitkan dengan ajaran agama dan gender bukanlah merupakan suatu hal yang baru. Wacana ini telah memancing polemik antara yang pro maupun yang kontra.
Banyak faktor yang mendukung para pemerhati perempuan untuk menyuarakan pemikiran mereka. Di antaranya adalah implikasi dari faham feminisme di Barat yang datang ke Indonesia, dan semakin terbukanya lapangan pekerjaan bagi kaum perempuan serta keikusertaan mereka di ruang publik.
Hal itu mengemuka dalam Workshop and Sharing Session bertemakan “Kepemimpinan Dosen Muda Perempuan; Potensi, Tantangan dan Harapannya di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta”, di Gedung Saefuddin Zuhri lantai 1, Rabu (10/1/2017).
Kegiatan tersebut diinisiatori Lien Iffah Naf’atu Fina , M. Hum., M.A (Dosen Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam) dan Siti Nur Hidayah, M. Sc (Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan) sebagai peserta Australian Award Indonesia on Islamic Women’s Leadership Development Program.
“Acara ini sebagai tindak lanjut dari Australian Award Indonesia yang hadir sebagai wadah untuk saling berbagi, membangun ikatan, dan memberikan motivasi antar dosen perempuan untuk terus meningkatkan kompetensi keilmuan di bidangnya masing-masing,” ujar Lien Iffah Naf’atu Fina
Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dr. H. Waryono Abdul Ghafur, M.Ag. Dalam sambutannya, Waryono mengatakan masih terjadi gap dalam bidang kepemimpinan antara laki-laki dan perempuan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
“Dari 30 orang professor di UIN, hanya 1 orang professor perempuan, yaitu Prof. Syafa’atun Al Mirzanah dari Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam,” ujarnya.
Dalam workshop Siti Nur Hidayah sebagai salah satu fasilitator menyampaikan pengantar women’s leadership, dilanjutkan dengan membuat leadership journey oleh masing-masing peserta.
Kemudian dilanjutkan dengan, masing-masing peserta menyampaikan kisah perjalanan kehidupan mereka kepada peserta yang lain. Dari sesi tersebut dapat dipetakan beberapa potensi, tantangan serta strategi untuk bisa meningkatkan kompetensi dari dosen-dosen perempuan, khususnya di UIN Sunan Kalijaga.
Acara selanjutnya adalah Sharing Session bersama dosen perempuan, yaitu Euis Nurlaelawati, M.A, Ph.D dan Ro’fah S.Ag, BSW, M.A, Ph.D. Sesi ini, Lien Iffah Naf’atu Fina yang juga sebagai salah satu fasilitator bertindak sebagai moderator.
Para peserta Sharing session Nampak antusias mengikuti kegiatan. Dalam catatan gekiatan, Kunci dari keberhasilan kedua narasumber adalah rajin, komitmen, investasi waktu, keberanian untuk selalu mencoba dan support dari orang-orang terdekat.
“Workshop and Sharing Session ini mampu menggerakkan semangat para peserta dan memberikan wadah sebagai kebutuhan mereka untuk menuangkan aspirasi. karena mereka butuh diarahkan dan kerja pengembangan SDM juga menuntut untuk diperhatikan oleh pihak UIN Sunan Kalijaga. Implikasinya ada beberapa rekomendasi sebagai follow up dari workshop and sharing session ini kepada pihak UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,” tutup Waryono.(pr/uin)
Redaktur: Rudi F