Pentingnya Pendidikan Akhlaq Bagi Anak

Oleh: Hajjah Yuliani Salisah, M.Pd *

Pengertian akhlak di dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah budi pekerti, kelakuan. Sedangkan Akhlak menurut Al-Ghazali adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, yang dari dirinya muncul perbuatan yang mudah dikerjakan tanpa melalui pertimbangan akal pikirin (Muhsin, 1999:7).

Adapun pengertian pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara undividu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. (Sugihartono, 2007: 2)

Dari kedua pengertian di atas jika dirujuk dari sisi regulasi yang berlaku di Indonesia yaitu Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas telah sesuai dan selaras bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Mahas Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Di dalam Al Qur’an di sebutkan dengan jelas pada Surat Al Ahzab Ayat 21 yang Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” Dan Rasulullah Saw bersabda bahwa “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling mulia akhlaknya.” Dari dua dasar tersebut menggambarkan betapa pentingnya akhlak.

Akhlak adalah buah dari iman yang direalisasikan dalam bentuk ibadah, jadi semakin imannya bertambah kuat maka semakin giat pula dalam beribadah dan akhlaknya pun akan semakin baik. Akhlak tidak muncul serta merta begitu saja, akan tetapi butuh proses dalam menumbukannya, menanamkan akhlak di mulai dari sejak kecil yaitu masa kanak-kanak. Karena akhlak merupakan kebiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga kebiasaan tersebut melekat dalam bentuk perilaku yang positif tanpa berpikir lagi dalam makukan tindakan. Akhlak bisa digambarkan seorang anak yang sudah bisa berjalan lancar, ketika berjalan sudah tidak lagi berikir bagaimana berjalan.  

Masa kanak-kanak inilah saat yang tepat dalam mendidik akhlak, dimulai dari pendidikan agama. Pendidikan agama sangat penting ditanamkan sejak dini. Agama merupakan pegangan hidup yang mampu membawa manusia dalam menjalani kehidupan baik di dunia dan di akhirat kelak. Jika anak tidak diperkenalkan dengan agama secak kecil, maka tidak bukan tidak mungkin perilakunya menjadi tidak baik bahkan kecenderungannya menjadi anak yang nakal. Pendidikan agama merupakan kewajiban orang tua yang seharusnya diberikan sejak dia lahir sampai dia dewasa, karena pendidikan agama sebagai benteng dalam menjalani kehidupan agar selalu berbuat baik. Hal ini sangat berkorelasi dengan perilaku, jadi jika agamanya baik, maka perilakunya akan baik.

Lebih lanjut Al-Ghazali menjelaskan bahwa apabila anak-anak dididik dan dibiasakan pada kebaikan, maka anak akan tumbuh pada kebaikan itu dan apabila dibiasakan untuk berbuat keburukan maka ia pun akan tumbuh sebagaimana yang diberikan maka ia pun akan tumbuh sebagaimana yang diberikan dan dibiasakan kepadanya. Dan memelihara anak yang baik adalah dengan mendidik dan mengajarkan akhlak yang mulia kepadanya (Ulwan, 1999: 171).

Peran orang tua sangat besar kontribusinya dalam menanamkan akhlak, anak senang mencontoh apa pun yang orang tua lakukan, apa yang dilihat, didengar dan diperbuat oleh orang tua akan ditiru sama persis tanpa dikurangi oleh anak. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi orang tua untuk selalu berperilaku baik sesuai dengan agama dalam hal ini adalah orang tua yang berakhlakul karimah sehingga menjadi teladan bagi anak-anak. Keteladanan anak  bisa diperoleh dengan peran orang tua yang cukup signifikan, peran orang orang tua dalam mendidik akhlak selain contoh, juga bisa dengan cara membacakan atau menceritakan kisah-kisah teladan para nabi dan cerita-cerita teladan yang menarik bagi anak, melatih kebiasaan anak agar berperilaku mulai dari mengucapkan kata-kata yang baik dan terpuji, ajari anak sopan santun dan yang lainnya. Pendidikan agama pada anak secara tidak langsung menanamkan tiga nilai dasar, yaitu keimanan, ibadah dan akhlak. Ketiga hal tersebut sangat penting dalam membentuk karakter anak yang bermoral dan beretika tentunya.

Harapan akan terwujudnya generasi yang berakhlakul karimah di masa kini dan yang akan datang di mulai dari keluarga, orang tua bertanggung jawab penuh terhadap buah hatinya, dengan pendidikan akhlak, kenalkan anak pada Allah dan tanamkan pemahaman terhadap agama dengan baik, seiring berjalnnya waktu dan berkembangnya anak. Anak akan berperilaku baik terhadap orang tua, berakhlak, serta anak dapat mewujudkan cita-citanya dalam mengarungi kehidupan ini. (*)

*Penulis adalah Kepala Sekolah PG, TK dan TPA Islam Mellatena Semarang

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com