Tingkatkan Kualitas Produk dan Pemasaran, UMKM Binaan IKAL Jakarta Studi Banding ke Yogyakarta

YOGYAKARTA – Ikatan Keluarga Alumni LEMHANNAS RI, Daerah Istimewa Yogyakarta (IKAL DIY) mendampingi studi banding para pelaku UMKM binaan IKAL dari Jakarta, Sabtu (31/08/2019). Mengawali Kegiatan di Yogyakarta, peserta studi banding yang berjumlah 75 orang mengikuti diskusi bertema UMKM di Sekretariat IKAL DIY, Jl. Gamelan Lor No 6, Panembahan, Kraton, Yogyakarta.

Pengurus IKAL DIY selaku Pendamping peserta Studi Banding, Edy Wijayanti, AMK, SE, MHKes mengatakan, pelaku UMKM binaan IKAL Jakarta melakukan kunjungan ke Yogyakarta untuk belajar dengan pelaku UMKM di Yogyakarta yang dinilai lebih maju dibanding Jakarta,

“Utamanya yang paling disoroti adalam masalah eksport bagaimana UMKM di Yogyakarta lebih banyak yang mengeksport daripada yang import, kalau yang di Jakarta lebih banyak import nya dibanding yang melaksanakan eksport,” katanya mewakili Ketua IKAL DIY, Dr (cnd) H. Sugiyanto Harjo Semangun, SE, M.Si.

Menurut Edy, kegiatan pendampingan studi banding pelaku UMKM dari Jakarta merupakan salah satu kerja nyata dari IKAL DIY dalam memfasilitasi dan mendorong perkembangan UMKM di Indonesia.

Dalam diskusi di IKAL DIY, kata dia, para pelaku UMKM di Jakarta dipertemukan dengan UMKM yang ada di Yogyakarta sekaligus dengan para pemangku kepentingan baik legislatif yaitu DPRD baik DPRD Kota Yogyakarta maupun provinsi DIY.

Dijelaskan Edy, narasumber yang dihadirkan dalam diskusi dari kalangan praktisi dan pegiat UMKM di Yogyakarta yaitu, BRAY Iriani Pramestuti (Penasehat Pengusaha Muslimah Indonesia), Jazim (Pengusaha yogurt DIY), Siti Nurdiyanti (Pengusaha Kloom DIY), Oktariani (Pengusaha batik DIY) dan Eva (Pengusaha Kuliner Bingka dan Bubur Pontianak).

Sedangkan dari kalangan eksekutif dan legislative hadir sebagai para pembicara yaitu Nasrul Khoiri, S.Far Apt (Anggota DPRD Kota Yogyakarta 2014-2019 dari PKS), Ir.Guntur Wahyu Anggoro, MM (Kepala Seksi Pengembangan Eksport Bidang Perdagangan Luar Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY), R. Krisma Eka Putra (Anggota DPRD Kota Yogyakarta 2019-2024 dari Gerindra),

“Dalam kegiatan diskusi, para pelaku UMKM dipertemukan dengan pengusaha lintas daerah dan ragam produk. Para peserta bisa saling  berbagi ilmu, berkomunikasi dan tukar menukar produk,” imbuhnya.

“Sebenarnya langkah IKAL DIY ini salah satu upaya untuk mengembangkan UMKM pada komunikasi diantara mereka yang itu bisa lintas provinsi dalam satu negara Indonesia. Walaupun banyak perbedaan perbedaan dalam kebhineka tunggal ika-an,” sambung Edy.

Ketua Yayasan Terawulan Indonesia, Dian setyawati, sekaligus selaku Koordinator rombongan studi banding mengatakan,  yayasannya merupakan perkumpulan perempuan pengusaha mandiri Jakarta utara. Kegiatan studi banding ke Yogyakarta bertujuan untuk menempa ilmu untuk meningkatkan kualitas produk dan pemasaran,

“Karena Yogyakarta terkenal kota yang sangat kreatif bahkan pemasarannya sudah sampai go internasional. Karena itu kita butuh kawanan, jaringan pengusaha pengusaha Yogyakarta supaya bisa bersinergi. Siapa tahu bisa kerjasama untuk bisa go internasional seperti mereka juga,” ujarnya.

Dian yang juga anggota IKAL Jakarta berharap, setelah kunjungan dari Yogyakarta ini, para pelaku UMKM pulang membawa ilmu yang lebih baik,

“Kami berterimakasih kepada IKAL DIY yang sudah memfasilitasi dengan baik,” imbuhnya.

Sementara itu, BRAY Iriani Pramestuti, dalam diskusi mengungkapkan bahwa perkembangan UKM di Yogyakarta cukup bagus,

“Kualitas produknya juga cukup bagus, diakui lah oleh masyarakat di Indonesia. Hanya saja bagaimana caranya pemerintah menjadi fasilator untuk lebih bisa meningkatkan UKM, di Yogyakarta ini masih perlu didorong. Jangan sampai pemerintah sebagai fasilitator justeru mempersulit persyaratan-persyaratan UKM jadi produk yang halal, produk yang legal. Legislator harapannya bisa membantu untuk mendorong pemerintah untuk segera memberikan kemudahan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh para usaha kecil,” tuturnya.

Iriani juga menekankan agar pelaku UMKM terutama kalangan ibu ibu bisa menjadi agen perubahan, agen untuk mempromosikan Aku Cinta Produk Indonesia. Untuk kesehariannya, ia juga mengimbau agar memakai produk Indonesia atau produk lokal,

“Saya menghimbau agar perempuan perempuan ini menjadi agen perubahan untuk mencintai,lebih mencintai, dan tidak malu untuk memakai produk lokal Indonesia asli,” ajak Iriani.

Palaku UMKM Siti Nurdiyanti mengatakan sangat termotivasi dengan mengikuti kegiatan studi banding UMKM Binaan IKAL. Menurutnya dalam diskusi para pembicara menyampaikan hal-hal yang sangat bermanfaat untuk kemajuan UMKM,

“Jadi kami para UMKM semakin bersemangat lagi untuk memajukan dan mengangkat karya kita. Pastinya kita juga mau meningkatkan produk kita sesuai dengan target kita,” ujarnya. (rd)

Redaktur: Ja’faruddin. AS

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com