SLEMAN – Sejumlah tokoh mulai menunjukkan diri sebagai Bakal Calon Bupati dalam Pemilihan Bupati dan wakil Bupati (Pilbub-Cawabub) Sleman 2020 melalui poster dan spanduk yang dipasang di sekitar jalan-jalan wilayah Kabupaten Sleman. Salah satunya Ketua Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL DIY), H. Sugiyanto Harjo Semangun, SE, M.Si.
Ketika dikonfirmasi wartawan, Sugiyanto membenarkan bahwa dirinya akan maju dalam bursa Pilbub dan Cawabub Sleman 2020.
Ia mengaku sudah berkomunikasi dengan beberapa Partai Politik (Parpol) yang akan mengusung dirinya. Namun untuk saat ini, ia belum bersedia menyebutkan parpol yang akan mengusungnya. Menurutnya, selain didorong oleh tokoh-tokoh masyarakat Sleman, sebagai putra daerah asli Sleman ia terpanggil untuk memberikan kontribusi terbaik untuk masyarakat Sleman, sehingga akan maju sebagai salah satu Calon Bupati dalam Pilbub dan Cawabub Sleman 2020 mendatang,
“Yang jelas Kabupaten Sleman memiliki banyak sumber daya strategis dan potensi ekonomi lokal untuk ditingkatkan, demi mensejahterakan rakyatnya. Hal itu yang mendorong saya (maju dalam pilbub sleman) ujarnya,” Kamis (06/02/2020) di kediamannya di Dusun Pokoh, Banyurejo, Tempel, Sleman.
Ia menjelaskan, banyak sektor penting yang harus dioptimalkan untuk mewujudkan masyarakat Sleman yang lebih baik ke depan. Pertama, kata dia, pada Sektor Pendidikan dan Kebudayaan. Kedua, Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Ketiga, Pertanian dan Peternakan berbasis Agroindustri. Serta yang Keempat, Industri Kerajinan Rumah Tangga (IKRT) dan UMKM,
“Disadari atau tidak, berdasarkan LAKIP (Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) 2018, pertumbuhan ekonomi Sleman memang cukup tinggi dibandingkan daerah lain, yakni 5,35%. Namun, ketimpangan (index gini ratio) juga tinggi, yakni sebesar 0,41. Tingkat kemiskinan jg tinggi, sekitar 8,77%. Oleh karena itu, perlu pendekatan collaborative and dynamic governance dalam mengembangkan Sleman menjadi lebih mandiri dan sejahtera ke depan,” kata Sugiyanto yang berlatar belakang Pengusaha.
Lebih lanjut ia memaparkan, Pengembangan Sumber Daya Ekonomi Lokal (Local Economic Resources Development) Sleman perlu dipetakan dan ditingkatkan lagi. Hal itu menurutnya tentu dengan berkolaborasi dengan pihak akademisi dan NGO atau masyarakat sipil.
“Era Disrupsi saat ini menuntut Pemerintah, baik pusat maupun daerah untuk saling berkolaborasi dan bekerja secara dinamis (adaptive governance) sesuai perkembangan zaman. Hilangkan ego sektoral, pangkas alur birokrasi, dan paling penting adalah setiap kebijakan yg diambil haruslah berlandaskan hasil kajian atau berbasis bukti (evidence-based policy)” tandasnya.
Dikatakan sugiyanto, untuk menghilangkan ego sectoral tersebit, caranya, tentu dengan membangun 4 hal. Yakni, Transparansi, Partisipasi, Kolaborasi, dan Inovasi.
Ia juga menilai dalam diri kandidat kepala daerah Sleman mendatang seharusnya berisi kepentingan public dan jauh dari kepentingan pribadi dan kelompok.
“Kepala daerah harus belajar tata negara, ilmu pemerintahan, keuangan negara, geopolitik geoekonomi dan geo-strategi, filsafat politik, sejarah, hukum, sosiologi, psikologi massa hingga agama dan kebudayaan” ujar sugiayanto yang kandiddat Doktor pada pada Program Studi Magister dan Doktor Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan Universitas Gadjah Mada (MDKIK UGM).
Lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI) ini juga menekankan, seorang pemimpin juga harus Memiliki Public speaking skill, wajib belajar mengelola perbedaan pendapat karena faksionalitas yang tidak mungkin terhindarkan,
“Juga harus terus berlatih mengelola masalah-masalah publik, untuk kesejahteraan dan keamanan,” ujarnya.
Ditanya apakah dia memiliki semua kriteria tersebut?
“Insyaa Allah saya akan berusaha sebaik-baiknya memenuhi kriteria tersebut dan memberikan yang terbaik untuk masyarakat Sleman,” tutupnya. (rd2)
Redaktur: Ali Muttaqin