Edutek  

Guru PAUD di Kalasan Launching Buku Bunga Rampai Cerita Teladan untuk Anak

SLEMAN – Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kapanewon Kalasan menyusun buku bunga rampai (kumpulan) cerita anak. Buku dengan judul “Kumpulan Cerita Teladan untuk Anak” tersebut di launching, di Warung Mie Ayam Gerabah, Utara Candi Sambisari Kalasan, Senin (03/05/2021) sore, dengan menerapkan protokol kesehatan. Launching buku yang digelar sekaligus dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional tahun 2021.

Penggagas penulisan buku, Nani Sukaryani, S.Pd.I mengatakan buku yang berisi cerita anak karya guru maupun pengelola PAUD baik Formal dan Non Formal di Kapanewon Kalasan disusun untuk menyalurkan bakat menulis para guru sekaligus menjadi salah satu sarana literasi yang diharapkan mendukung proses pembelajaran PAUD,

“Harapan kedepannya buku itu dapat menjadi pedoman dan panduan untuk cerita di sekolah, untuk diceritakan wali murid ke anak saat di rumah, kedepannya bisa menjadikan guru PAUD menjadi lebih mencintai literasi dan gemar membaca, agar mereka itu bisa menjadi model atau inspirasi untuk anak didiknya bahwa gurunya pandai berliterasi sehingga anak akan tumbuh rasa cinta untuk berliterasi juga,” tutur Nani Sukaryani yang juga Ketua Forum PAUD Kapanewon Kalasan disela-sela launching.

Penyusunan buku, Kata Nani, melibatkan 34 Guru yang terdiri dari guru maupun pengelola PAUD Formal dan Non Formal se Kapanewon Kalasan. Proses penyusunan buku juga didukung tiga organisasi yaitu Forum PAUD (Forum Pengembangan Anak Usia Dini), IGTKI (Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia), dan HIMPAUDI (Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Indonesia) di Kapanewon Kalasan.

Proses penyusunan buku, kata Nani, diawali dari program workshop menulis cerita anak yang diselenggarakan secara daring pada 3 Februari 2021 lalu. Workshop diselenggarakan Forum PAUD Kalasan, dimana ia juga menjadi narasumber. Seusai mengikuti workshop, 34 Guru PAUD yang menjadi peserta kemudian membuat cerita anak yang hasilnya dihimpun menjadi sebuah buku ontologi (kumpulan) cerita anak,

“Guru-guru PAUD di Kapanewon Kalasan ternyata dapat berinovasi dalam literasi dengan luar biasa. Awalnya memang kebanyakan mengira menulis itu dirasa sulit, tapi setelah mereka berusaha dan percaya diri ternyata menulis itu menarik, sehingga mereka ketagihan ingin membuat buku lagi. Karena ternyata dari hasil membuat buku itu, harapannya mereka bisa meninggalkan kesan yang baik, meninggalkan ilmu untuk anak cucu di generasi yang akan datang tentang pesan moral yang ada di cerita itu yang akan abadi kalau dengan menulis dan berliterasi. Berbeda dengan hanya sekadar memberikan benda saja,” ujar Nani yang juga Ketua II Gugus PAUD IV Kalasan dan menjadi narasumber workshop.

Selain itu, menurut Nani dengan menulis guru PAUD dapat berkreasi dari rumah, sekaligus menjadi salah satu bentuk kewirausahaan guru PAUD di tengah pandemi. Dengan menulis dan diwujudkan dalam buku untuk dijual, diharapkan juga bisa menambah penghasilan guru. Selain itu, dari penghasilan buku juga bisa mendukung kegiatan PAUD, seperti di Gugus IV PAUD Kalasan yang juga memproduksi Buletin Pijar sebagai media informasi dan komunikasi publik sekaligus menjaga budaya literasi di kalangan guru PAUD.

“Sasaran buku cerita ini untuk semua, kalangan masyarakat, tidak hanya di lembaga pendidikan saja namun bisa menjadi literasi untuk masyarakat. Karena didalamnya banyak sekali nilai – nilai karakter yang positif yang dapat diteladani untuk anak – anak, akhlak yang baik, contoh dan perilaku yang baik,” ungkap Nani dalam acara yang dihadiri guru dari berbagai lembaga PAUD di Kalasan tersebut. 

Kehadiran buku bunga rampai Cerita Teladan untuk Anak karya para guru PAUD di Kalasan mendapat antusiasme baik oleh pendidik, stakeholder, maupun masyarakat. Saat launching, sedikitnya 100 buku sudah berhasil terjual. Di sisi Lain, terbentuknya komunitas menulis yang sudah menerbitkan buku juga menjadi keunggulan PAUD di Kapanewon Kalasan,

“Dengan terbitnya buku ini bisa menjadikan sebuah kelebihan yaitu dukungan literasi dan inovasi untuk guru PAUD dan pengelola PAUD di Kapanewon Kalasan. Inovasi ini juga nantinya mendukung untuk Lomba Apresiasi Gugus PAUD Kabupaten Sleman Tahun 2021,” imbuh Nani.  

Peserta workshop dan penulis buku, sekaligus Ketua IGTKI Kapanewon Kalasan, Dra. Karsini, M.Pd mengatakan, buku Cerita Teladan untuk Anak menjadi karya pertama guru PAUD di Kapanewon Kalasan di masa pandemi,

“Ini karya bersama yang luar biasa. Dengan karya ini kesannya muncul jati diri seorang guru untuk menjadi lebih percaya diri, bahwa ternyata guru PAUD juga bisa membuat karya yang dibukukan, dan ini menjadi suatu kebanggaan tersendiri yang selama ini belum pernah dilakukan,” ucapnya.

Menurut Karsini, buku Cerita Teladan untuk Anak merupakan wadah pengembangan potensi dalam mengembangkan ide – ide guru PAUD untuk berkarya dan mengasah kemampuan guru sesuai jati diri profesinya,

“Bahwa sejatinya guru itu belajar sepanjang hayat, walaupun di masa pandemi ini kami juga masih terus berkarya dan ingin menunjukkan sebagai guru PAUD ternyata bisa menulis sebuah buku,” ujarnya.

Dikatakan Karsini, buku Cerita Teladan untuk Anak yang telah diterbitkan memiliki nilai lebih untuk mendukung pembelajaran di PAUD karena bisa menjadi acuan untuk memberikan ruang bercerita kepada anak didik, sehingga dengan cerita itu akan memunculkan dan membentuk karakter yang baik pada anak. Sebab, dalam cerita yang diangkat dalam buku, banyak nasihat motivasi dan impian dimana anak akan bisa mengambil kebaikan untuk dirinya di masa depan.

“Saya sangat bangga, ini hasil karya yang luar biasa, bisa kami banggakan, sehingga kedepannya bisa berguna dan memberi manfaat untuk semua,” imbuhnya.

Sementara itu, salah satu penulis buku, Irma Laily Fajarwati, S.Pd. AUD, sekaligus Ketua HIMPAUDI Kapanewon Kalasan mengungkapkan dirinya sangan terkesan dan memberikan apresiasi kepada guru PAUD dan penggerak PAUD di Kalasan yang sudah membuat komunitas khusus untuk membuat karya-karya nyata. Menurutnya, buku kumpulan cerita anak sangat bermanfaat membantu orangtua maupun guru yang selama ini harus mengumpulkan banyak variasi cerita bagi anak usia dini untuk menanamkan karakter,

“Pembiasaan dan nilai – nilai yang ditanamkan itu akan sangat mudah ketika dibantu dengan media buku kumpulan cerita anak. Sehingga kedepannya saya berharap program ini bisa berkelanjutan, tidak berhenti sampai disini, bisa dikemas lebih menarik lagi dan bisa diluaskan lagi tema-tema ceritanya yang bisa mengakomodir semua usia anak usia dini dengan bahasa yang sederhana dan dibalut dengan nuansa kekinian sehingga anak akan tumbuh sesuai dengan zamannya dan tidak tercerabut dari akar masa kanak-kanaknya,” kata Irma.

Namun demikian, Irma menilai untuk pembiasaan tradisi literasi memang belum berkembang sangat maksimal, masih harus dikembangkan lagi dengan terobosan program yang bisa memfasilitasi guru-guru PAUD untuk mengembangkan potensi literasinya, terutama dalam menulis. Dengan adanya komunitas menulis sangat membantu guru PAUD di Kalasan yang berpotensi dan ingin berpotensi menjadi termotivasi bagaimana lebih percaya diri dalam menulis,

“Sehingga kedepannya program literasi tetap harus dilanjutkan tidak hanya membuat kumpulan cerita, tapi menumbuhkan kesadaran berliterasi pada guru itu yang harus dibangun lebih dulu sebelum menumbuhkan atau memotivasi orang lain, diri sendiri harus termotivasi untuk membangun kesadaran literasi itu, baik dari tulisan, publikasi, maupun membaca. Karena literasi sekarang tidak terbatas hanya pada buku, bisa juga pada e-book dan media online yang bisa kita akses,” pungkas Irma. (rd2)

Redaktur: Fefin Dwi Setyawati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com