YOGYAKARTA – Pembelajaran atau Pertemuan Tatap Muka (PTM) di sekolah perlu dipersiapkan secara matang oleh semua lapisan masyarakat. Satuan pendidikan atau sekolah harus berupaya melengkapi berbagai fasilitas agar kegiatan belajar-mengajar dapat segera dilaksanakan dengan tidak mengesampingkan protokol kesehatan (Prokes). Orang tua siswa juga perlu mempersiapkan anak untuk menghadapi masa kembali ke sekolah dengan alat perlindungan diri (APD).
Aktivis dan Pemerhati Dunia Anak, RR. Putri Ana Nurani, SS., MM., mengatakan, upaya untuk mempersiapkan anak menghadapi pertemuan tatap muka di sekolah perlu melibatkan kerjasama yang baik antara orang tua, guru, serta satuan tugas di sekolah.
Putri yang juga menjabat Sekretaris Universitas Proklamasi 45 (UP 45) Yogyakarta ini mengungkapkan, orang tua siswa perlu memastikan sekolah sudah menyediakan sarana dan prasarana yang tepat dalam mempersiapkan pelaksanaan PTM,
“Untuk meyakinkan bahwa sekolah sudah memenuhi syarat protokol kesehatan, orang tua dapat mengusulkan kepada pihak sekolah untuk menunjukkan kondisi serta kelengkapan fasilitas dalam pelaksaanaan prokes melalui video, foto yang kemudian dipublikasikan melalui media sosial yang ada,” tutur Putri kepada jogjakartanews.com, Selasa (05/10/2021).
Namun di sisi lain, Putri juga meminta orang tua juga memberikan pengertian kepada anak tentang berbagai hal sebagai upaya pencegahan, antisipasi dan proteksi diri agar terhindar dari penularan Covid-19,
“Misal tentang kesadaran selalu mengenakan masker, cuci tangan serta menjaga jarak dengan teman saat berkegiatan di sekolah. Hal itu perlu terus diingatkan kepada anak,” kata Putri.
Putri menjelaskan, untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya melaksanakan prokes bagi anak yang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan jenjang di atasnya, tentunya menjadi lebih mudah. Sebab, remaja saat ini cenderung lebih akrab dengan media sosial dan dapat mencari berbagai sumber informasi yang dibutuhkan. Namun, hal itu berbeda untuk anak-anak yang masih duduk di bangku Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) atau awal Sekolah Dasar (SD),
“Untuk anak PAUD dan kelas awal SD metodenya dapat menggunakan media yang menarik, misal gambar serta mengajak anak untuk berkreasi membuat poster-poster dalam mengenalkan dan melaksanakan protokol kesehatan secara benar. Hal yang paling penting adalah bahwa tetap dibutuhkan contoh nyata dari orang tua sebagai teladan bagi anak-anak dalam membangun kebiasaan baru tersebut,” tandas Putri.
Menurut Putri, dalam pelaksanaan PTM, sekolah juga harus bisa meyakinkan orang tua bahwa telah melaksanakan dan menyediakan fasilitas untuk mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah, terutama di dalam kelas. Oleh karena itu, kata Putri, perlu adanya simulasi di setiap sekolah tentang peraturan serta kebiasaan baru yang melibatkan orang tua siswa,
“Bagi pihak sekolah hal ini menjadi tanggungjawab bersama setiap warga sekolah. Adanya simulasi pelaksanaan aturan protokol kesehatan di masa pandemi juga akan memberikan rasa tenang bagi setiap orang tua yang mengijinkan anaknya untuk berkegiatan di sekolah,” imbuh Putri.
Putri menilai pemantauan terhadap pelaksanaan Prokes memang perlu dilakukan oleh semua pihak. Oleh karenanya, kata dia, perlu dibentuk satgas di sekolah yang bekerja untuk mengidentifikasi semua kegiatan benar-benar terlaksana dengan mengikuti prokes,
“Diantara hal yang bisa dilakukan satgas ini misalnya dengan diadakan simulasi bersama, pengaturan waktu setiap kegiatan, pembatasan jumlah peserta dalam satu ruangan, dan sebagainya,” pungkasnya. (rd2)
Redaktur: Fefin Dwi Setyawati