YOGYAKARTA – Universitas Proklamasi 45 (UP 45) Yogyakarta kembali menunjukkan kualitasnya sebagai Perguruan Tinggi berkelas internasional.
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program studi Administrasi Publik, Dr. Cecep Effendi didaulat sebagai moderator dalam Sidang Virtual TC-36 Meeting Centre on Integrated Rural Development for Asia and the Pacific (CIRDAP) 2021. Acara tersebut diikuti oleh keseluruhan wakil delegasi dari semua negara anggota CIRDAP di wilayah Asia Pasifik.
Sekretaris UP 45 Rr. Putri Ana Nurani, SS,MM mengatakan, UP 45 turut bangga dengan dilibatkannya dosen UP 45 dalam agenda bergengsi berkelas internasional yang membahas Rencana Strategis 2021-2024 CIRDAP tersebut. Menurutnya, menjadi moderator dalam ajang internasional menunjukkan kualitas UP 45 yang berstandar internasional,
“Dosen UP 45, Dr. Cecep Effendi yang menjadi moderator dalam acara CIRDAP merupakan prestasi. Ini akan semakin mendorong terwujudnya UP 45 Yogyakarta menjadi salah satu world class university (Universitas Berkelas Dunia). UP 45 telah melaksanakan program-program internasionalisasi yang akan meningkatkan kualitas dan daya saing secara nasional maupun internasional, sejalan dengan visi dan misi UP45 Yogyakarta,” tutur Putri, Kamis (18/11/2021).
Putri yang juga menjabat Ketua Kantor Urusan Internasional (KUI) UP 45 Yogyakarta berharap ke depan baik dosen maupun mahasiswa UP 45 semakin banyak mengikuti dan terlibat dalam kegiatan-kegiatan bertaraf internasional.
Sementara itu, Dr. Cecep Effendi mengatakan agenda Sidang Virtual TC-36 Meeting Cirdap 2021telah dilaksanakan secara hybrid (luring dan daring) pada Kamis (04/11/2021) di Ruang Bima Hotel Bidakara Jakarta. Sidang dipimpin Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri (Dirjen Pemdes Kemendagri) Yusharto Huntoyungo, yang sekaligus juga memimpin sidang Technical Committee (komite teknis) ke-36 tahun 2021 (TC-36 CIRDAP 2021) yang merupakan bagian dari agenda final.
“Setidaknya ada 17 agenda yang dibahas dalam sidang komite teknis tersebut. Salah satunya adalah melakukan review Renstra (Rencana Strategis) 2021-2024 dan menyiapkan rencana kerjanya,” kata Cecep.
Ia menambahkan, sidang juga diikuti oleh tim sekretariat CIRDAP di Bangladesh dan Direktur Jenderal CIRDAP Cherdsak Virapat yang menyimak berbagai kegiatan dan perkembangan kegiatan organisasi, serta penggalangan dana selama 2020-2021. Dalam sidang juga terdapat agenda pelaporan pembangunan kawasan pedesaan atau Rural Development Report (RDR) 2021 yang di dalamnya disiapkan topik pembahasan RDR untuk menghasilkan rekomendasi kebijakan pada pembangunan desa terpadu dan isu-isu terkini yang berkembang,
“Misalnya, seputar model-model pembangunan desa terpadu, program pelatihan dan pendidikan, isu gender dalam pembangunan desa terpadu, serta perkembangan digitalisasi desa dengan tantangan-tantangan yang ada,” ungkapnya.
Adapun salah satu isu yang mencuat terkait digitalisasi desa menurut Cecep adalah tantangan pengembangan sistem digital di kawasan perdesaan di Bangladesh, terutama menyangkut kendala bahasa. Sebab, pada umumnya masyarakat desa di negara tersebut menggunakan bahasa lokal dan minim yang berpendidikan dan bisa berbahasa Inggris, sementara teknologi informasi yang demikian berkembang lazimnya menggunakan bahasa Inggris,
“Tantangan berikutnya, yaitu terkait tingkat pendidikan dan kendala bahasa pada kelompok masyarakat perempuan. Tak hanya itu, tantangan lainnya juga muncul di semua negara anggota CIRDAP dalam pembangunan desa terpadu. Seluruhnya didiskusikan untuk mendapatkan sudut pandang dan inspirasi baru dalam pengembangan desa oleh negara anggota lainnya,” ujar Cecep.
Cecep menginformasikan, pada akhir sesi pembahasan agenda sidang akan diputuskan negara tuan rumah CIRDAP 2022. Kemudian, hasil kesimpulan dari seluruh pembahasan dan rekomendasi akan disepakati sebagai keputusan bersama. Workshop dalam rangkaian TC-36 CIRDAP telah digelar pada 3-4 November 2021 yang lalu. (rd2)
Redaktur: Fefin Dwi Setyawati