Oleh: Melly Octaviani*
Setiap tanggal 25 Januari diperingati sebagai Hari Gizi Nasional. Tahun 2022 ini adalah peringatan ke 62 Hari Gizi Nasional.
Sejarah Hari Gizi Nasional sendiri tak lepas dari Bapak Gizi Nasional, yaitu Prof. Poorwo Soedarmo. Ia dikenal sebagai penggagas slogan “Empat Sehat Lima Sempurna” pada tahun 1950an yang dikenal hingga saat ini.
Prof. Poorwo adalah seorang pakar Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia(FKUI). Ia diminta Menteri Kesehatan RI, J. Leimena untuk mengepalai Lembaga Makanan Rakyat (LMR) KemKes (1952-1959) yang waktu itu bernama Institut Voor Volksvoeding (IVV). Dia adalah orang pertama yang memperkenalkan ilmu “Home Economics” di Indonesia (1957), sekarang dikenal dengan Ilmu Kesejahteraan Keluarga.
Dalam mengemban amanah jabatannya, Prof. Poorwo benar-benar berusaha menyelami kondisi masyarakat Indonesia di awal kemerdekaan yang masih memprihatinkan. Kemiskinan dan keterbelakangan membuat masyarakat kurang memiliki kesadaran untuk mengonsumsi makanan sehat. Hal itu tentu saja mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat Indonesia.
Melihat kondisi tersebut, Prof Poorwo melaksanakan beberapa program untuk mengatasinya. Prioritas pertama dan utama pada saat itu adalah untuk menumbuhkan kesadaran serta pendidikan tentang pentingnya gizi yang sehat pada masyarakat.
Namun saat itu Prof. Poorwo menghadapi tantangan dimana masyarakat Indonesia yang pada saat itu rata-rata masih buta aksara dan kurang mampu. Kemudian Poorwo membentuk kader-kader pendidikan gizi di mana nantinya mereka yang akan langsung berinteraksi dengan masyarakat. Poerwo mendirikan Sekolah Djuru Penerang Makanan (SDPM) pada tahun 25 Januari 1951. Setelah SDPM didirikan, tak lama kemudian juga Prof. Poorwo juga turut membidani “Akademi Ahli Diit dan Nutrisionis” atau Akademi Pendidikan Nutrisionis (APN) yang kemudian berganti nama menjadi “Akademi Gizi”.
Pada 25 Januari 1960, Lembaga Makanan Rakyat memperingati tentang dimulainya pengkaderan tenaga gizi di Indonesia serta berdirinya SDPM. Kemudian acara serupa kembali dilaksanakan oleh Direktorat Gizi Indonesia pada tahun 1970-an dan secara rutin diselenggarakan setiap tahun. Pada akhirnya sampai sekarang 25 Januari diperingati sebagai Hari Gizi Nasional.
Setelah pengukuhan Prof. Poorwo sebagai Guru Besar Ilmu Gizi pada tahun 1958, pendidikan pergizian Indonesia terus berkembang, termasuk salah satunya pendirian Bagian Gizi di Fakultas Kedokteran UI tahun 1958. Sampai saat ini, banyak lahir organisasi di bidang gizi, seperti Persatuan Ahli Gizi Indonesia(Persagi ) dan PDGMI (Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia).
Prof Poorwo meninggal pada tanggal 13 Maret 2003 di Jakarta pada usia 99 tahun, dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Sekelumit sejarah peringatan hari gizi nasional tentunya bisa menjadi bahan refleksi kita bersama untuk semakin menyadari pentingnya gizi bagi keberlangsungan kita, terutama bagi generasi mendatang. Sebab, gizi adalah persediaan bahan-bahan atau makanan yang dibutuhkan organisme maupun sel-sel untuk bertahan hidup.
Dalam ilmu gizi dikenal lima macam zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin. Tak hanya tentang metabolisme, gizi juga berbicara mengenai bagaimana penyakit yang dapat dicegah atau diminimalkan dengan makanan yang sehat. Misalnya perlu dipahami jika konsumsi gizi yang tidak seimbang bisa menyebabkan problem kesehatan seperti stunting dan obesitas. Dengan mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang, maka imunitas tubuh juga terjaga. Di massa pandemi Covid-19 ini, tentu saja menjaga imunitas tubuh sangat penting agar tidak terpapar.
Bangsa yang sehat dan kuat tentunya juga meniscayakan masyarakatnya yang sehat dan kuat. Semua itu pada muaranya adalah bagaimana membangun kesadaran masyarakat untuk selalu mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Selamat Hari Gizi Nasional ke 62 (*)
*Penulis adalah Ibu Muda, tinggal di Kota Jogja, Penggiat Komunitas Penulis ‘Kata Mata Jogja’,