Refleksi Hari Lahir Pancasila: Indonesia yang Islami, Hargai Toleransi

Oleh : Indra Hari Purnama

Indra Hari Purnama. Doc/pri
Indra Hari Purnama. Doc/pri

SORE ini saya sempatkan untuk menuangkan apa yang ada dalam pikiran sejak beberapa hari lalau, terkandung maksud untuk memberikan refleksi pada peringatan hari lahir Pancasila 1 Juni tahun 2023 ini. Bukan karena malas untuk menuliskannya, hanya butuh sedikit meluangkan waktu disela-sela padatnya agenda di hari yang penuh sejarah ini.

Ketika melihat beranda-beranda media social, banyak bertebaran dan unggahan tentang peringatan Hari Lahir Pancasila, tentu itu sangat saya apresiasi sebagai bentuk ungkapan rasa senang, bangga, dan kecintaan terhadap Bangsa dan Negara kita Indonesia.

Di sisi lain saya juga mengapresiasi atas kepedualiannya merawat dan menjaga sejarah perjuangan Bangsa Indonesia di mana pada tanggal 1 Juni telah dicetuskan lahirnya “dasar” dalam berbangsa dan bernegara, sebagaimana tertuang pada alinea terakhir Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945.

“…maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

Sebagai warga Negara, tentunya kita harus senantiasa menjunjung tinggi yang telah menjadi dasar Negara yang telah disepakati. Pada tulisan ini, saya hanya akan memberi pesan kepada mereka yang masih meragukan Pancasila dan lebih dari itu bagi mereka yang menghendaki Negara Indonesia menjadi Negara Islam.

Melihat setiap sila yang ada pada Pancasila, merupakan representasi dari nilai-nilai agama Islam yang tertuang dan tentunya tidak menyeleweng/menyimpang dari Al-Qur’an. Karena saking toleransinya para pendiri bangsa ini (yang didominasi oleh para ulama), maka kalimat yang digunakan lebih membumi dan menjadi universal. Lalu di mana Islaminya ?, yuk kita kupas satu persatu dari setiap silanya.

Sila pertama Pancasila “Ketuhanan Yang Maha Esa,” merupakan representasi dari pernyataan bahwa Negara Indonesia menjunjung tinggi ke-Tuhanan dan mengakui adanya Tuhan dan mengakui ke-Esa-an Tuhan, sebagaimana dijelaskan di dalam Al-Qur’an surat Al-Ikhlas ayat 1 yang artinya “Katakanlah: Dialah Allah, yang maha Esa”).

Sila ke-dua Pancasila “kemanusiaan yang adil dan beradab,” merupakan representasi dari ayat Al-Qur’an, tepatnya pada Surat An-Nisa ayat 135, yang artinya “Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, hendaknya kamu jadi manusia yang adil”.

Sila ke-tiga Pancasila, dimana pada sila ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia menjunjung tinggi persatuan, dan menjauhi perpecahan. Sebagaimana dalam sila tersebut berbunyi “persatuan Indonesia”. Di dalam ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw sendiri juga mengajarkan dan menjunjung tinggi persatuan, sebagaimana dijelaskan pada Al-Qur’an surat Al-Hujarat ayat 13 yang artinya “Dan Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal”.

Sila ke-empat Pancasila, “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”, pada sila tersebut menggambarkan bagaimana setiap keputusan-keputusan yang akan diambil berdasarkan hasil musyawarah dengan jalan hikmat dan menjunjung tinggi kebijaksanaan dalam setiap keputusannya. Hal tersebut sejalan dengan ayat dalam Al-Qur’an surat Asy-Syuro ayat 38 yang artinya

“Sedangkan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka”.

Sila ke-lima Pancasila, “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”, pada sila terakhir ini diharapkan keadilan akan dirasakan secara merata untuk seluruh rakyat Indonesia. Berbicara masalah keadilan (berbuat adil), Islam sendiri juga mengajarkan dan memberikan dasar tersebut sebagaimana tertuang dalam ayat Al-Qur’an, yaitu pada surat An-Nahl ayat 90 yang artinya “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebijaksanaan”.

Setelah anda membaca artikel ini, apa yang ada dalam pikiran anda ?, secara syariat Islam, adakah yang menyimpang dari Pancila ?. Apa yang tertuang pada tiap-tiap sila tersebut sangat jelas dan gamblang bahwa para pejuang kemerdekaan merumuskan dasar Negara ini sangat-sangat sekali lagi sangat menjunjung tinggi toleransi. Meskipun didominasi oleh para ulama, akan tetapi para ulama tidak memaksakan untuk menjadikan Negara Indonesia sebagai Negara Islam, mereka paham dan harus tetap melindungi warga lainnya yang non-muslim.

Dengan demikian sangat jelas, Islami itu tidak diukur dari bentuk negaranya (misal Negara Islam), tetapi bagaimana mengimplementasikan nilai-nilai Islam diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam berbangsa, bernegara, bermasyarakat, dan beribadah tentunya.(*)

  • Indra Hari Purnama adalah Founder Rumah Baca Purnama,Tingal di Banjarnegara, Jawa Tengah
57 / 100

Respon (1)

  1. Menurut sy nilai-nilai yg terkandung dalam Pancasila juga tercantum dalam Al-Quran dengan mengimplementasikan dlm kehidupan sehari-hari maka hubungan antar sesama akan tentram, damai dan indah. Toleransi yg lebih penting.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com