Angkat Keteladanan dr Wahidin Soedirohoesodo, Akademi Hikmah Ajak Masyarakat Berjuang Mencerdaskan Bangsa

Rr. Putri Ana Nurani, S.S., M.M. Foto: Fin
Rr. Putri Ana Nurani, S.S., M.M. Foto: Fin

YOGYAKARTA – Akademi Hikmah yang diinisiasi para akademisi dan tokoh keagamaan di Daerah Istimewa Yogyakarta kembali menggelar kajian Islam Kuliah Subuh, pada Rabu (07/06/2023) pagi.

Dalam Kuliah Subuh Edisi ke 80 ini, Akademi Hikmah mengangkat tema Belajar dari Para Pejuang Bangsa, “dr. Wahidin Soedirohoesodo: Dokter Perintis Pergerakan Budi Utomo” . Kajian tersebut disiarkan secara langsung melalui live streaming YouTube Akademi Hikmah Channel.

Dalam kuliah subuh yang berlangsung Pukul 05.00 – 05.20 WIB secara daring tersebut diawali dengan Tadarus Virtual dan bertindak selaku Host Iwan Setiawan, S.Ag., M.S.I. (Dosen Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta) serta selaku moderator Rr. Putri Ana Nurani, S.S., M.M (Dosen Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta).

Sedangkan tiga narasumber yang dihadirkan adalah Dr. dr. Sagiran, Sp.B(K) KL, M.Kes. (Ketua Ikatan Dokter Indonesia Kabupaten Bantul), Dr. dr. Sunarto, M.Kes. (Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia), Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin, M.Ag. (Guru Besar Tafsir Al-Quran UIN Sunan Kalijaga)

Penggiat Akademi Hikmah, Rr. Putri Ana Nurani, S.S., M.M. yang juga selaku moderator mengungkapkan, dalam kuliah subuh edisi ke 80 ini, Akademi Hikmah mengangkat tema keteladanan pahlawan nasional, dr. Wahidin Soedirohoesodo karena masih dalam momentum peringatan Hari Kebangkitan Nasional.

Selain itu, dr. Wahidin Soedirohoesodo merupakan sosok yang dalam perjuangannya senafas dengan nilai-nilai Islam. Menurutnya, dr. Wahidin Soedirohoesodo adalah pahlawan nasional yang menginspirasi pergerakan Indonesia yang tidak hanya fokus dalam bidang kedokteran, melainkan juga pendidikan untuk rakyat.

“Salah satu cara untuk membebaskan diri dari penjajahan adalah rakyat harus cerdas, untuk itu rakyat harus diberikan kesempatan mengikuti pendidikan di sekolah-sekolah,” tuturnya.

Dalam pembukaan kajian, salah satu inisiator Akademi Hikmah, Dr Khamim Zarkasih Putro, mengungkapkan, dr. Wahidin Soedirohoesodo merupakan pahlawan pejuang bangsa yang tidak hanya fokus dalam bidang kedokteran, namun juga pendidikan.Menurutnya Wahidin berjuang agar seluruh rakyat mendapatkan pendidikan tanpa memandang latar belakangnya.

Selain itu, Wahidin juga merintis Organisasi Budi Utomo pada 20 Mei 1908 yang menjadi pemicu terbentuknya organisasi-organisasi lainnya yang turut berjuang untuk kemerdekaan.

“Perjuangan dr. wahidin adalah membangkitkan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa tanpa perlu memandang masalah perbedaan agama, suku dan sebagainya. Keberadaan Budi Utomo menandai kebangkitan nasional. Apa yang perlu diteladani dari dr Wahidin adalah keberanian dan cinta tanah air,” ungkapnya.

Sementara itu dalam pemaparannya, Dr. dr. Sagiran, Sp.B(K) KL, M.Kes. mengungkapkan bahwa dr Wahidin memiliki kesadaran yang sempurna. Menurutnya ada 3 kata kunci yan penting yaitu Keterbelakangan, kemiskinan dan kebodohan.

Keterbelakangan rakyat waktu itu, kata dia, disebabkan oleh kemiskinan dan kebodohan. Sehingga dr. Sagiran menandaskan agar hadirin peserta kajian agar mendedikasikan diri untuk membantu persoalan masyarakat, bangsa dan negara saat ini dengan penuh perjuangan seperti yang dicontohkan dr. Wahidin.

“Ayo kita semua di semua bidang menapaki perjalanan dokter wahidin, kita selesaikan urusan pribadi kita, artinya mungkin di level profesinya , di level maisahnya, kehidupannya, di level keluarganya, terus sisanya kita habiskan untuk keumatan,” ujarnya.

Ia menambahkan, kalau waktu itu mengumpulkan dana-dana belajar supaya banyak rakyat yang bisa belajar tuntas, maka kita saat ini memikirkan hal yang lainnya.

Karena setelah kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan sudah terbentuk, kata dr. Sagiran, maka kita tidak akan pernah berhenti berjuang, karena ada persoalan lain yang juga yang harus diselesaikan.

Pembicara lainnya, Dr. dr. Sunarto, M.Kes. mengungkapkan, Keteladanan Dr Wahidin dianntaranya adalah keberanian dan sebagai inspirator pergerakan yang perlu dicontoh mahasiswa dan generasi muda saat ini.

“Dokter Wahidin waktu itu sebagai inspirator, sedangkan penggeraknya adalah anak-anak muda atau mahasiswa. Tidak ada Gerakan yang tiba-tiba besar, semua bermula dari yang kecil, tersistem, yaiatu terorganisasi, sehingga menjadi besar. Inilah yang perlu dicontoh generasi muda saat ini,” ujarnya.

Di sisi lain Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin, M.Ag. menguraikan bahwa apa yang dilakukan dokter Wahidin sejalan dengan sabda nabi Muhammad, Saw, bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama manusia.

“Megapa dr Wahidin sedemikian gigih untuk peduli terhadap masyarakat? tetu saja di benaknya ada ide besar itu tadi (sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat). Rakyat Indonesia yang terjajah ini sampai kapanpun akan terjajah kalau tidak terdidik, kuat secara jasmani dan rohani, bahasa umumnya. Makanya dia peduli bagaimana kalau kita mendirikan sekolahan,” tuturnya.(rd2)

Redaktur: Fefin Dwi S

58 / 100

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com