Edutek  

UGM Peroleh Emas dan Special Award Kompetisi Biologi Sintetik Internasional di Paris

Tim Mahasiswa UGM saat Kompetisi Biologi Sintetik Internasional di Paris. Foto: ist
Tim Mahasiswa UGM saat Kompetisi Biologi Sintetik Internasional di Paris. Foto: ist

YOGYAKARTA – Tim mahasiswa UGM berhasil meraih medali emas dari ajang ajang Grand Jamboree-International Genetically Engineered Machine (iGEM) Competition 2023, yang berlangsung di Paris, Prancis pada tanggal 2-5 November 2023.

Tak hanya itu, mereka juga sukses membawa pulang special award yakni Inclusivity Award dan masuk Top 5 Best Diagnostics Project.

Capaian ini menjadi pertama kalinya dalam 20 tahun berlangsungnya iGEM Competition, tim dari Indonesia berhasil meraih special award serta masuk dalam nominasi untuk best project. Sebelumnya, pada tahun 2021, tim pertama dari Universitas Gadjah Mada membawa pulang penghargaan medali perak.

Dalam ajang lomba internasional bergengsi di bidang Synthetic Biology ini tim UGM berkompetisi dengan lebih dari 400 tim dari 66 negara yang terdiri atas siswa SMA serta mahasiswa S1 dan S2 dari seluruh dunia.

iGEM Competition diselenggarakan oleh iGEM Foundation yang mana berawal dari sebuah kegiatan summer school di Massachusetts Institute of Technology (MIT) pada tahun 2003.

Dalam dua puluh tahun terselenggaranya iGEM Competition, kegiatan ini telah mendorong lahirnya inovasi riset, perusahaan, dan startup bioteknologi terkemuka seperti Ginkgo Bioworks, Asimov, dan Benchling.

Tim UGM-Indonesia berasal dari berbagai program studi yang diketuai oleh I Made Rhamandana Putra dari Fakultas Farmasi.  Ia dan tim mengusung proyek bertema diagnostik dengan judul “Novel Biodevice for Colorectal Cancer Screening using Escherichia coli Nissle 1917 (EcN) with miRNAs as Biomarker“.

“Kami berhasil merekayasa bakteri EcN untuk mendeteksi miR-92a dan miR-21 sebagai biomarker sel kanker kolorektal dan meningkatkan sensitivitas Loop-Initiated RNA Activator (LIRA) melalui pemodelan matematis dan simulasi komputer,”terangnya.

I Made Rhamandana dan tim yang beranggotakan Dennaya Kumara (Fakultas Farmasi); Adhelia Intan Sabhira, Fathur Syahrian Ramadhani, Sofyan Maulana, Ulfah Nur Azizah (Fakultas Biologi); Bagus Amartya Yudhananto, Farrel Alfaza Marsetyo, Nayaka Bagus Wahyu Agung Hertanto, Ofadhani Afwan (Fakultas KKMK); Afra Majida Hariono, Kayla Queenazima Santoso, Saddan Syah Akbar (Fakultas Teknik); Melodia Rezadhini (Fakultas Pertanian); Muhammad Bagus Sajiwo (Fakultas Teknologi Pertanian); dan Farrel Amroe Azhari (Fakultas MIPA) juga diskusi dengan peneliti, stakeholders, dan instansi pemerintah, serta melakukan komunikasi dengan masyarakat pedesaan dan pasien kanker kolorektal.

Mereka melakukan pemberdayaan masyarakat mengenai skrining kanker kolorektal dan wawasan yang berkaitan dengan hal tersebut.

Pemberdayaan masyarakat dilakukan secara inklusif dengan memberikan edukasi kepada masyarakat lokal, membuat poster dalam berbagai bahasa, mempublikasikan video dengan bahasa isyarat, dan menyajikan proyek penelitian dalam laman wiki yang didesain ramah untuk pembaca dengan kondisi low-vision.

“Upaya inilah yang kemudian mengantarkan tim UGM untuk memperoleh Special Award dengan kategori Inclusivity,”ungkapnya.

Keberhasilan yang diraih tim UGM ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, mulai dari  Fakultas Farmasi, Fakultas Biologi, Fakultas Teknik, Fakultas Pertanian, dan universitas. Selain itu bimbingan para dosen pembimbing yang terdiri atas Dr. Yekti Asih Purwestri (Fakultas Biologi) sebagai pembimbing utama, bersama Widhi Dyah Sawitri, Ph.D (Fakultas Pertanian) dan M. Saifur Rohman, Ph.D (Fakultas Pertanian) sebagai pembimbing pendamping, Setyowati Triastuti Utami, Ph.D (Fakultas Farmasi) sebagai instruktur. (pr/kt1)

Redaktur: Faisal

59 / 100

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com