Kurban: Simbol Kepasrahan

Oleh: Moh. Taufik*

Idul Qurban adalah hari raya dalam agama Islam yang dirayakan oleh umat Muslim . Hari ini juga dikenal sebagai Hari Raya Haji atau Hari Raya Kurban di beberapa tempat. Sejarah singkat adanya hari raya Idul Qurban adalah  Kisah dimulai dengan Nabi Ibrahim menerima wahyu dari Allah SWT. dalam bentuk mimpi untuk mengorbankan putranya, Ismail. Ini adalah ujian besar bagi Nabi Ibrahim karena Ismail adalah hasil doa dan anugerah dari Allah setelah ia dan istrinya, Siti Hajar, berdoa untuk memiliki keturunan. Cukup lama.

Refleksi kurban ini selalu dilaksanakan setiap tahun sekali, sebagai pengingat kepada semua hambaNya, bahwa dalam kehidupan manusia Allah Swt. selalu menguji hambaNya dengan berbagai macam cobaan. Pada dasarnya hamba yang mendapatkan cobaan itu adalah sebagai hadiah terbesar Allah Swt. yang diberikan kepada hambaNya. Karena dibalik cobaan yang berhasil dilewati, Allah Swt. akan mengangkat derajat beberapa kali lipat. Kisah penyembelihan Ismail yang kemudian berganti seketika mejadi domba, adalah sebuah ujian kesabaran ketulusan seorang Nabi Ibrahim kepada Allah Swt.. Ketika semua cobaan dan ujian itu dipasrahkan semua kepada Allah Swt. , maka Allah akan menaikan derajat dan memberikan kenaikan tingkat keimanan seseorang yang berkosueksi mendapat pahala yang berlimpah. Sebagaimana Nabi Ibrahim yang kemudian menjadi Nabi yang memiliki umat yang selalu mengikuti kurban setiap tahun serta Ismail yang kemudian menjadi seorang Nabi . “Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, yang tiada sekutu bagi-Nya. Itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada-Nya).”(QS. Al Anam:162-163 ).

Simbol Kepasrahan

Pengorbanan kurban dalam Islam memiliki makna mendalam tentang kepasrahan seorang hamba kepada Allah SWT.. Berikut adalah beberapa makna kepasrahan yang dapat dipahami melalui ibadah kurban:

  1. Ketaatan Mutlak kepada Perintah Allah: Ketika seorang Muslim memutuskan untuk menyembelih hewan kurban, ia secara tegas menunjukkan ketaatannya kepada Allah SWT.. Ini merupakan pengakuan bahwa Allah adalah Pencipta dan Pemilik segala sesuatu, termasuk kehidupan dan harta benda yang dimiliki manusia. Dengan mengikuti perintah Allah untuk menyembelih hewan kurban, seorang Muslim menunjukkan ketaatan dan kepatuhan yang mutlak kepada-Nya.
  2. Pengorbanan yang Bermakna: Kurban tidak sekadar tentang menyembelih hewan, tetapi tentang semangat pengorbanan yang mendalam. Proses memilih hewan yang baik, merawatnya dengan baik, dan kemudian mengorbankannya untuk Allah merupakan bukti nyata dari kesediaan untuk melepaskan sesuatu yang bernilai atas nama-Nya. Hal ini mengajarkan bahwa kesetiaan kepada Allah sering kali memerlukan pengorbanan dan pengabdian yang sungguh-sungguh.
  3. Kesadaran akan Nikmat dan Kehendak Allah: Ketika seseorang melaksanakan kurban, ia secara tidak langsung mengingat nikmat-nikmat Allah SWT. yang diberikan kepadanya, termasuk kelimpahan rezeki dan kehidupan yang diberikan-Nya. Kurban mengingatkan kita akan kasih sayang Allah yang tak terhingga dan peran-Nya sebagai Pemberi rezeki yang sejati.
  4. Penerimaan dan Redha terhadap Kehendak Allah: Melalui kurban, seorang Muslim juga menunjukkan penerimaan dan keridhaan terhadap takdir dan ketentuan Allah SWT.. Seperti dalam kisah Nabi Ibrahim yang bersedia untuk mengorbankan putranya atas perintah Allah, kurban mengajarkan bahwa manusia harus menerima kehendak-Nya dengan penuh keimanan dan kesabaran.
  5. Pembelajaran tentang Kehidupan Beriman: Kurban mengajarkan pentingnya hidup dalam ketaatan kepada Allah dan memberi umat Muslim pelajaran tentang arti sesungguhnya dari hidup yang beriman. Ini tidak hanya tentang tindakan fisik dari kurban itu sendiri, tetapi juga tentang sikap hati yang tulus dan kesediaan untuk berkorban demi agama dan keselamatan akhirat.

Dengan demikian, kurban bukan hanya sekedar ritual atau tindakan fisik, tetapi sebuah ibadah yang mendalam yang mengajarkan nilai-nilai keimanan, ketaatan, pengorbanan, dan kesediaan untuk merelakan yang terbaik atas nama Allah SWT..

*Dikutip dari berbagai sumber.

* Moh. Taufik Adalah Dosen Pancasakti Tegal

47 / 100

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com