Magelang – Jelang masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, PT Taman Wisata Borobudur (TWB) mulai memperkuat kesiapan layanan wisata sekaligus menancapkan arah baru pengelolaan kawasan menuju destinasi hijau dan berkelanjutan.
Momentum peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) perdana bertema Tedhak Wiwitaning Kamulyan menjadi pijakan TWB dalam menyambut lonjakan wisatawan di akhir tahun, sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 101 Tahun 2024 tentang Tata Kelola Kompleks Candi Borobudur.
Kesiapan Nataru: Wisata Nyaman, Lingkungan Lebih Aman
Libur Nataru menjadi salah satu periode dengan kunjungan tertinggi ke Borobudur. Menyikapi hal itu, PT TWB memperkuat kualitas layanan, kebersihan kawasan, serta tata kelola berbasis keberlanjutan agar pengalaman wisatawan tetap aman, nyaman, dan berkesan.
Direktur Operasi InJourney Destination Management (IDM), Indung Purwita Jati, menegaskan bahwa konsep wisata Borobudur kini diarahkan selaras dengan mandat pemerintah: lebih terintegrasi, ramah lingkungan, dan berpihak pada masyarakat sekitar.
“Perayaan HUT ini kami jadikan titik awal penguatan tata kelola jelang libur akhir tahun. Setiap ikhtiar kami fokuskan pada upaya menjaga kelestarian Candi Borobudur sekaligus memberikan pengalaman terbaik bagi wisatawan,” ujarnya.
EBT Jadi Sorotan: KSB Disiapkan Sebagai Kawasan Wisata Hijau Jelang Nataru
Salah satu persiapan terbesar TWB adalah menghadirkan kawasan wisata hijau melalui kerja sama dengan PLN Icon Plus. Penandatanganan Nota Kesepahaman untuk pengembangan solar panel system di Kampung Seni Borobudur (KSB) menjadi simbol kuat bahwa destinasi ini akan menyambut wisatawan Nataru dengan wajah baru yang lebih efisien energi, lebih bersih, dan lebih estetik.
Pemasangan panel surya diperkirakan menekan konsumsi listrik hingga 30 persen, sementara sistem underground cabling yang sudah diterapkan membuat kawasan bebas dari kabel udara yang mengganggu panorama.
“KSB kami siapkan sebagai contoh bagaimana energi terbarukan bisa berjalan berdampingan dengan pelestarian budaya. Ini bentuk dukungan kami terhadap program pemerintah terkait transisi energi,” jelas Indung.
Daya Tarik Budaya Disiapkan untuk Puncak Kunjungan Akhir Tahun
Untuk menyambut wisatawan selama libur sekolah dan Nataru, TWB menyiapkan rangkaian agenda budaya yang melibatkan seniman nasional hingga anak-anak daerah. Kirab budaya dan pagelaran Borobudur Mawayang dengan lakon “Sang Rahvana” menjadi pembuka rangkaian kegiatan.
Pertunjukan anak-anak se-Kabupaten Magelang pada 21 Desember 2025 juga menjadi magnet tersendiri. Dengan menampilkan talenta muda lokal, TWB ingin memastikan wisatawan mendapatkan pengalaman yang bukan hanya visual namun juga emosional—menyaksikan denyut seni dan kreativitas masyarakat Borobudur.
“Kami ingin Borobudur menjadi panggung besar bagi kreativitas warga. Ini bagian dari persiapan menyambut wisatawan, sekaligus memperkuat ekonomi lokal jelang Nataru,” kata Direktur PT TWB, Mardijono Nugroho.
UMKM dan Komunitas Lokal Mendapat Porsi Besar
Selain agenda budaya, TWB memberi ruang lebih luas bagi UMKM lokal selama musim liburan. Mulai dari kuliner, kerajinan, hingga pertunjukan kreatif, semuanya diintegrasikan dalam pola kunjungan wisata agar manfaat ekonomi libur Nataru tidak hanya berpusat pada objek wisata, tetapi terdistribusi hingga masyarakat kampung-kampung di kawasan Borobudur.
Hal ini sejalan dengan arahan pemerintah pusat dan daerah yang menempatkan Borobudur sebagai model community-based tourism sekaligus etalase wisata ramah lingkungan Indonesia.
Mengawali Tahun Baru dengan Semangat “Tedhak Wiwitaning Kamulyan”
Di usianya yang ke-1, PT TWB berharap bisa menjadi katalis perjalanan panjang menuju pengelolaan Borobudur yang berintegritas, inovatif, dan berkelanjutan. Dengan dukungan energi bersih, pelibatan komunitas, serta penguatan atraksi budaya, TWB menargetkan musim libur akhir tahun ini menjadi momentum memperkenalkan wajah baru Borobudur kepada wisatawan Nusantara maupun mancanegara.
Dengan langkah-langkah ini, Borobudur diproyeksikan menjadi salah satu destinasi paling siap menyambut libur Natal dan Tahun Baru 2026, bukan hanya dari sisi layanan wisata, tetapi juga sebagai simbol pariwisata berkelanjutan Indonesia.
“Kami ingin wisatawan yang datang di musim Nataru merasakan bahwa Borobudur tidak hanya cantik, tetapi juga maju, hijau, dan memberdayakan,” pungkas Indung.














