Pedagang Sunmor; 11 Kali Mediasi Tak Membuahkan Hasil

SLEMAN – Rencana UGM merelokasi para pedagang Sunmor (pasar di Hari Minggu pagi -red) dari Jalan Notonagoro ke Jalan Lingkar Timur mendapatkan penolakan. Bahkan, meski sudah dilakukan mediasi lebih dari 10 kali, tidak kunjung menemukan solusi. “Total, perwakilan kami sudah melakukan 10 kali mediasi. Ditambah satu terakhir berarti menjadi 11 kali. Itu nggak menemuka solusi,” kata Desi Trianto, Ketua Himpunan Pedagang Sumor UGM, dalam kondolidasi dengan para pedagang di Pujale Lembah UGM, Kamis (20/2).

Ia mengatakan, tanah yang ditempati UGM merupakan tanah Sultan Ground. Berarti, katanya, para pedagang juga berhak untuk ikut berjualan sekali dalam satu minggu selama 5 jam di tempat tersebut. Apabila pedagang Sumor dipindahkan, pendapatan para pedagang menurun drastis.

“Jika pedagang sepatu berjualan di Jalan Notonagoro bisa menjual sekitar 60 pasang namun saat berjualan di Jalan Lingkar timur hanya bisa laku 9 pasang,” ungkapnya.
Desi menambahkan, lebar jalan juga menjadi pertimbangan. Apabila berjualan di Jalan Lngkar Timur, jalannya sempit. Namun, jika berjualan di Jalan Notonagoro ada jalan yang bisa digunakan untuk lewat kendaraan.

Untuk itu, hari Minggu akhir pekan nanti, para pedagang Sunmor akan tetap berjualan. “Hari ini bukan bentuk aksi. Melainkan konsolidasi agar hari minggu depan tetap akan berjualan,” tutur Desi menegaskan. (kim)

Redaktur: Azwar Anas

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com