Inilah Cara Bayi Mengatasi Hipotermia

HIPOTERMIA atau dalam istilah awamnya mengalamai penurunan suhu tubuh yang drastic bias dialami oleh bayi yang baru lahir. Menurut penilitian medis, bayi sebenarnya sudah dibekali kemampuan mempertahankan suhu tubuh yang normal, secara medis disebut homeoterm.

Diungkapkan dr. Hari Martono, Sp. A dari RS Pondok Indah Jakarta, bayi dikategorikan mengalami hipotermia jika suhu tubuhnya kurang dari 30 derajat celcius. Secara kasat mata untuk melihat ciri-ciri bayi megalami hipotermia, masih sulit.

Jika pada orang dewasa yang mengalami hipotermia, ditunjukkan dengan cara menggigil. Saat menggigil inilah, sesungguhnya tubuh sedang berusaha menaikkan suhu tubuh dengan sendirinya. Meski bayi tidak memiliki kemampuan seperti itu, namun dia memiliki kemampuan metabolic , yakni adanya brownfat yang mengupayakan kenaikan suhu tubuh secara alamiah. Brown fat ini terdapat di beberapa bagian tubuhnya, misalnya di leher bagian belakang, tepatnya di bagian yang bergelambir. Selain itu terdapat pula di punggung dan ketiak.

Namun demikian, Hipotermia pada bayi harus diwaspadai. Bagaimana mengetahui gejala hipotermia pada bayi? Pemerhati kesehatan anak, Feni Sudilarsih dalam bukunya “Buku Pintar Dunia Bayi” menyebutkan diantaranya adalah; telapak tangan dan kaki terasa dingin, lebih dingin dari biasanya, terlihat pucat atau membiru (karena pembuluh darah menyempit), terlihat lemah dan tangisnya lirih.

Bila kondisi tersebut dibiarkan bias menyebabkan penyempitan pembuluh darah di paru-paru sehingga membuat sulit bernapas, ditandai dengan denyut nadi melemah.
“Pertolongan pertama pada bayi hipotermia bias dilakukan dengan skin to skin contact. Menggendong dengan cara yang tepat dan adanya sentuhan dari kulit ke kulit (skin to skin contact) dipercaya bias menaikan suhu tubuh,” ungkap alumni fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini. (fin)

Redaktur: Rudi F

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com