Warga Jogja, Ini Dua Versi Idul Fitri Menurut Kraton dan Muhammadiyah

PAMEKASAN,20/8 - RUKYATUL HILAL. Seorang petugas melakukan persiapan dengan mencoba teropong yang akan digunakan untuk melihat posisi bulan saat dilakukan rukyatul hilal untuk menentukan 1 Ramadhan 1430 Hijriyah, di Pantai Ambat, Tlanakan, Pamekasan, Madura, Jatim, Kamis (20/8). FOTO ANTARA/Saiful Bahri/ss/nz/09

YOGYAKARTA – Warga muslim yang tinggal di Yogyakarta tentunya menunggu informasi mengenai kapan, tanggal berpa idul fitri itu jatuh. Kepastian mengenai idul fitri dibutuhkan untuk memberikan rasa lega kepada umat muslim yang menjalankan ibadah puasa. Sebab, bagi umat islam, berpuasa di hari raya merupakan hal yang diharamkan. Sehingga mengetahui secara pasti kapan idul fitri amat lah penting.

Untuk warga Yogyakarta yang mayoritas berkibalat pada Muhammadiyah, kepastian mengenai Idul Fitri tentnya sudah diketahui jauh-jauh hari. Dewan hisab Muhammadiyah telah menentukan Idul Fitri jatuh pada tanggal 17 Juli 2015. Tetapi, Rabu (08/07/2015) kemaren Kraton Yogyakarta juga mengumumkan tentang kapan perayaan Idul Fitri. Menurut padangan Kraton, Idul Fitri jatuh pada hari Sabtu tanggal 18 Juli 2015.

Perbedaan kedua institusi berbeda namun sama-sama menjadi panutan warga Yogyakarta ini tentu haruslah disikapi secara bijak. Sebab, pada dasarnya perbedaan merupakan rahmat bagi manusia.

“Perbedaan ini kan rahmat, tidak masalah Kraton dan Muhammadiyah berbeda, yang penting setiap muslim berpegang teguh pada keyakinan masing-masing, bukan ikut-ikutan,” ujar salah seorang warga Jogja, Sobri (40) kepada Jogjakartanews.com (09/07/2015).

Sementara, Idul Fitri versi pemerintah baru akan ditentukan pada tanggal 16 Juli pasca sidang istbat oleh Kementrian Agama Republik Indonesia. (Ning)

Redaktur: Herman Wahyudi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com