Sosialisasikan Gerakan Pencegahan Narkoba, BNN Sambangi AAL

SURABAYA – Untuk mempertahankan Akademi Angkatan Laut (AAL) bebas Narkoba, BNNP Jawa Timur kembali menyelenggarakan kegiatan sosialisasi pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba bagi warga AAL di gedung Maspardi, AAL, Bumimoro, Surabaya, Kamis (23/11/2017).

Kegiatan tersebut diselenggarakan berdasarkan Keputusan Kepala Badan  Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Timur Nomor Kep/ 8 / XI/2013/ BNNP JATIM tanggal 31 November 2013 tentang Lingkungan AAL  Bebas Narkoba.

Wakil Gubernur AAL  (Wagub AAL) Brigadir Jenderal TNI (Mar) Suhono dalam sambutannya mengatakan kegiatan ini penting dilaksanakan mengingat kejahatan Narkoba merupakan kejahatan luar biasa (extraordinary crime) yang menempati urutan teratas dibandingkan kejahatan korupsi dan teroris.

“Kejahatan ini menimbulkan kerugian yang sangat besar dari segi kesehatan, sosial ekonomi, keamanan serta dapat menghilangkan generasi bangsa (lost generation) masa depan,” tuturnya.

Dijelaskan Wagub AAL, tujuan dari kegiatan sosialisasi ini adalah untuk memberikan pencerahan dan pemahaman kepada personel AAL  tentang bahaya penyalahgunaan Narkoba, sehingga diharapkan setelah sosialisasi ini seluruh personel militer maupun ASN AAL mengerti dan memahami tentang bahaya narkoba serta dampak dari penggunaannya.

“Mari jaga diri kita dan keluarga kita dari bahaya Narkoba, jauhi gaya hidup konsumtif dan materialistis”, ujar Wagub AAL.

Sementara Kabid Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNNP Jatim, AKBP Ria Damayanti , S.H., M.M., selaku pembicara mengatakan bahwa penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah masuk di berbagai lapisan masyarakat. Dia mengatakan provinsi Jawa Timur tahun 2016 menduduki peringkat ke-9 dari 10 provinsi dengan jumlah penyalahguna 884.400 orang.

“Peringkat ini turun dari tahun 2015 yang sebelumnya berada pada posisi ke-2 setelah provinsi Jawa Barat. Walaupun posisinya turun, tetapi kita harus tetap berjuang melawan bandar narkoba,” Ria Damayanti.

Ria menyatakan ada 102 jaringan mafia narkoba saat ini di Indonesia dan baru 72 jaringan yang dapat diretas BNN dan sebagaian besar jaringan itu berada di lembaga pemasyarakatan.

Dalam pemaparannya Ria menjelaskan  berbagai macam modus operandi para bandar narkoba untuk menyalurkan barang haram tersebut ke Indonesia hingga sampai ke pengguna. Selain itu dia juga menjelaskan macam-macam jenis narkoba dan bahayanya akibat penyalahgunaan narkoba tersebut.

Untuk menyiasati dinamika peredaran narkoba tersebut, BNN memiliki strategi pemberantasan narkoba yaitu strategi pengurangan terhadap permintaan (demand reduction)  dan strategi pengurangan terhadap pasokan (supply reduction).

“Strategi demand reduction seperti yang telah kita lakukan hari ini, yaitu memberikan sosialisasi dan deteksi dini tentang tindak penyalahgunaan narkoba. Sedangkan strategi supply reduction yaitu pengungkapan tindak pidana narkotika secara tuntas,” kata nya.  

Diakhir kegiatan diadakan sesi tanya jawab dan tes urine secara acak bagi personel Akademi Angkatan Laut dengan menggunakan alat dari BNNP Jatim dan hasilnya dinyatakan negative.(pen/aal)

Redaktur: Rudi F

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com