Terapi Gratis PERPATRI di Festival Minum Jamu PUTRI DIY Diserbu Pengunjung dan Mendapat Apresiasi GKR Bendoro

YOGYAKARTA – Festival Minum Jamu yang diselenggarakan Pengurus Daerah Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (DPD PUTRI DIY) di Plaza Pasar Ngasem Yogyakarta, Sabtu (17/02/2018) kemarin benar-benar menyedot perhatian masyarakat Yogyakarta bahkan wisatawan manca negara.

Ribuan pengunjung membanjiri event yang digelar untuk Mangayubagyo Hadeging Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat (peringatan berdirinya kerajaan Yogyakarta) yang ke-271 tahun. Event yang pertama kalinya digelar di Yogyakarta, bahkan di Indonesia ini melibatkan 55 produsen jamu yang berasal dari Gabungan Pengusaha Jamu DIY dan Paguyuban Jamu Gendong DIY. Ada juga stand khusus yang melayani pijat gratis bagi pengunjung festival yang dipersembahkan Perkumpulan Terapis Tradisional Patah Tulang, Urat dan Sendi (PERPATRI) Indonesia.

Bahkan, sebelum acara dibuka pada Pukul 14.00 WIB, stand-stand yang ada sudah diserbu pengunjung, termasuk stand PERPATRI. Para pengunjung langsung antri untuk mendapatkan terapi tradisional gratis.

Ketua Umum (Ketum) DPP PERPATRI, Tomy M Arif Aditama, S.K.G mengatakan, awalnya PERPATRI membagikan kartu kendali untuk sebanyak 100 pengunjung selama acara festival berlangsung hingga Pukul 17.00 WIB. Namun karena antusiasme pengunjung, PERPATRI yang menerjunkan 25 terapis menambah jumlah terapisnya menjadi 30 orang. Para terapis tersebut, kata dia, tak hanya dari pengurus DPP dan Pengurus Daerah (Pengda) DIY saja, tapi ada juga yang datang dari Pengda DKI,

“Acara Festival minum jamu yang diselenggarakan PUTRI DIY ini sungguh luar biasa. Selama dua jam acara berlangsung kami melayani 250 pengunjung secara gratis. Ini melebihi kartu kendali yang sedianya kami bagikan untuk 100 orang,” ujar Tomy yang organisasinya dalam proses pengajuan sebagai Mitra Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI ini.

Alumni Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (UGM) ini berharap PUTRI DIY semakin banyak menggelar kegiatan yang mengakomodir pengusaha jamu tradisional dan terapis tradisional. Menurutnya, jamu tradisional dan terapis tradisional adalah bagian dari budaya Yogyakarta dan dapat bersinergi dengan pengembangan pariwisata di DIY,

“Mudah-mudahan dengan event ini bisa menambah motivasi kami para pengusaha jamu tradisional dan terapis tradisional  untuk nguri-uri budaya jamu dan pengobatan tradisional. Semoga PUTRI DIY terus mendukung eksistensi kami agar tetap lestari,” harapnya.

Stand PERPATRI juga sempat menarik perhatian Ketua PUTRI DIY, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara. Putri bungsu dari Raja Keraton Yogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono X tersebut sempat menyampangi para terapis dan masyarakat di stand khusus PERPATRI. GKR Bendara mengapresiasi Partisipasi PERPATRI dalam Festival Minum Jamu,

“Bagus sekali ada terapis tradisional, pengunjungnya ramai,” tuturnya saat disambut langsung Dewan Pembina Perpatri Lesgiono dan jajajaran DPP Perpatri.

GKR Bendara yang juga membuka usaha SPA sempat berdialog dengan Pembina dan pengurus DPP PERPATRI. Dalam kesempatan tersebut, Lesgiono menyampaikan Bahwa PERPATRI adalah organisasi yang sudah berbadan hukum, memiliki batang keilmuan, dan sudah melakukan standarasisasi sesuai ketentuan PP 103 tentang pengobatan tradisional. Saat ini, kata Lesgiono, PERPATRI yang berkantor pusat di Jl. Wates Km. 10.5 Griya Kencana Permai (GKP) Blok E2 No.6, Argorejo, Sedayu, Bantul.

“Kami sudah membentuk 9 Pengda (Pengurus Tingkat Provinsi) dan 49 Pengcab (Pengurus Tingkat Kabupaten)  di Seluruh Indonesia, dengan anggota aktif sedikitnya 5000 terapis. Menjadi kebanggaan dan kehormatan bagi kami jika Gusti Ratu Bendoro menjadi bagian dari kami untuk menjadi Pelindung,” pinta Lesgiono.

Mendengar permohonan tersebut, GKR Bendoro Nampak antusias. Putri kelima dari Sri Sultan tersebut tersenyum sembari mengangkat jari jempolnya,

“Mantap, sukses selalu untuk PERPATRI,” katanya dan menyalami para pengurus DPP PERPATRI.

Ketua Panitia Widi Hasto Wasana Putra menambahkan, dalam event tersebut disediakan 2.500 gelas dengan 18 jenis jamu. Dalam gelaran tersebut produsen jamu juga mendemonstrasikan cara pembuatan jamu tradisional dan menjelasan khasiatnya bagi kesehatan.

Menurut Hasto, event yang dilaksanakan dengan mengambil momentum long weekend (atau libur Panjang) Tahun Baru Imlek ini juga didukung oleh perusahaan jamu pabrikan terkemuka nasional  PT Sido Muncul dengan mengangkat merk Tolak Linu. Hadir dalam event tersebut artis cantik, model dan juga seorang penyanyi berdarah Manado Mikha Tambayong.

“Kami berterima kasih kepada semua pihak yang mendukung acara ini. Kami berharap kolaborasi antara pengusaha besar jamu dengan pengusaha kecil jamu akan menghasilkan kemanfataan bagi semuanya dan kehadiran masyarakat memberikan dukungan penyemangat bagi tumbuh berkembangnya industri jamu yang merupakan kekayaan budaya Indonesia,” ujarnya.

Acara yang didukung dua dinas dari Pemerintah DIY yakni Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY dan Dinas Pariwisata DIY juga diikuti stand Fakultas Farmasi UGM yang memberikan layanan konsultasi gratis  kesehatan. Selain itu ditampilkan empat atraksi pertunjukan yakni pentas jathilan klasik Kridha Budaya, Power Princes Violin, Kinari Dance dan Kranggan Band. Acara juga dimeriahkan interaksi satwa dari Kebun Binatang Gembira Loka yakni burung, reptil dan ular albino. Selain itu gelaran tersebut dipamerkan sejumlah produk sepeda listrik asli karya warga Yogyakarta Wiwin Vegas.

Acara dipandu Master of Cheremony (MC) dibawakan oleh duet ‘Asu’ yakni Aldo Iwak Kebo dan Sugeng Iwak Bandeng. Nama duet MC ‘Asu’ (Anjing) yang sesuai dengan shio anjing di tahun baru Cina 2018 ini mempu membawa suasana event menjadi penuh keceriaan. (rd)

Redaktur: Ja’faruddin. AS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com