Chang: Warga Keturunan Cina di DIY Berkomitmen Menjaga Jogja Tetap Istimewa

YOGYAKARTA – Tokoh Warga Yogyakarta Keturunan Cina, Chang Wendryanto menegaskan, warga keturunan Cina di Yogyakarta berkomitmen sama dengan warga Yogyakarta keseluruhan untuk menjaga keistimewaan Yogyakarta.

Pernyataan Chang tersebut menyikapi adanya reaksi masyarakat Yogyakarta terkait pernyataan oknum warga keturunan etnis Cina, Handoko, yang menggugat Gubernur DIY dan Kepala PBN DIY atas hak kepemilikan tanah warga keturunan Cina di DIY.

Ditegaskan anggota DPRD DIY dari PDIP ini, Handoko hanyalah oknum. Namun demikian, kata dia, tindakan oknum tersebut bisa membuat masalah besar. Oleh karenanya ia ingin mengedepankan jalan musyawarah untuk menyelesaikan persoalan ini ketimbang dengan jalur hukum.

“Saya orang hukum, tapi saya lebih mengedepankan dengan musyawarah. Hukum mesti nglarani (menyakiti). Saya pikir kalau semuanya mau terbuka dan membuka diri, selesai kok,” ujarnya usai mengikuti sarasehan tokoh-tokoh Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di nDalem Noto Prajan, Kamis (01/03/2018) malam yang diinisiatori Cucu dari Sri Sultan HB VIII, RM. Acun Hadiwidjojo (KRT Poerbokusumo).

Chang menandaskan ia akan bertemu dengan tokoh-tokoh warga keturunan Cina di DIY, bagaimana solusi terbaik atas perbuatan Handoko. Namun ia menegaskan bahwa warga keturunan Cina di DIY menginginkan Jogja tenteram dan damai,

“Karena apa? kita tinggalnya di sini. Jangan sampai kita yang tidak tahu apa-apa kena imbas perbuatan oknum-oknum tadi, makanya kita bicarakan baik-baik penyelesaiannya,” tandas Chang Wendryanto.

Sekadar informasi, sarasehan bertajuk “Merawat Sejarah Keistimewaan Yogyakarta untuk Kedaulatan NKRI” dihadiri Budayawan MH Ainun Nadjib atau yang akrab disapa Cak Nun. Sejumlah tokoh DIY juga hadir dalam acara tersebut. Antara lain, GBPH Hadiwinoto (Adik Sri Sultan HB X), RM. Acun Hadiwidjojo, Brotoseno (Ketua SAR DIY), Kardi (Mantan Kajari Kota Yogyakarta). Sementara, tokoh warga keturunan Cina yang hadir antara lain Chang Wendryanto, Susilo, Han Purwanto, dan Hom Bing alias Heri.

Di ujung acara para tokoh tersebut bergandengan tangan sebagai symbol komitmen bersama untuk menjaga keistimewaan Yogyakarta. (fa2)

Redaktur: Ja’faruddin. AS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com