Edutek  

Absensi Elektronik Sarana Ampuh Membentuk Karakter Kedisiplinan

Oleh: Teguh Wiyono, M.Pd.I

Salah satu nilai karakter yang perlu dikembangkan dalam pendidikan adalah kedisiplinan. Nilai karakter disiplin sangat penting dimiliki oleh manusia agar kemudian muncul nilai-nilai karakter yang baik lainya. Pentinya penguatan karakter disiplin didasarkan pada alasan bahwa sekarang banyak terjadi perilaku menyimpang yang bertentangan dengan norma kedisiplinan. Perilaku tidak disiplin sering ditemui di lingkungan sekolah. Hal tersebut menunjukan bahwa telah terjadi permasalahan yang serius dalam hal pendidikan karakter disiplin. Munculnya perilaku tidak disiplin menunjukan bahwa pengetahuan terkait karakter yang didapatkan di sekolah tidak membawa dampak positif terhadap perubahan perilaku siswa sehari-hari, yang tidak lain disebabkan oleh para pendidik dan kepala sekolah yang tidak mencerminkan sikap keteladanan khususnya dalam hal karakter kedisiplinan.

Mulai tahun 2019 tepatnya bulan Januari kehadiran guru untuk yang mengajar di sekolah akan dipantau langsung Dinas Pendidikan Daerah setempat serta kementrian pendidikan dan kebudayaan. Hal itu mengacu kepada Permendikbud nomor 10 tahun 2018 tentang pentunjuk  tekhnis penyaluran tunjangan profesi, tunjangan khusus, dan  tambahan penghasilan guru PNS daerah. Nantinya setiap sekolah wajib memiliki perangkat absensi elektronik yang langsung terhubung ke kemendikbud. Dengan demikian kehadiran guru dipastikan akan terpantau setiap hari. Dengan harapan peningkatan kualitas pendidikan nasional tercapai.

Kewajiban absensi elektronik berbasis online itu berlaku juga untuk para kepala sekolah. Absensi tersebut selanjutnya akan dijadikan dasar pertimbangan bagi kemendikbud untuk kenaikan pangkat guru maupun kepala sekolah. Disebut juga guru dan kepala sekolah yang tidak mau mengikuti absensi elektronik itu, dianggap mangkir dari tugas. Sanksinya adalah tunjangan profesi mereka tidak bisa dicairkan. Jika tingkat disiplinanya buruk mereka bahkan bisa dipecat secara tidak terhormat sebagai ASN. Dalam pengadaan absensi elektronik itu, harus disiapkan masing-masing sekolah dengan menggunakan dana BOS sesuai juknis BOS nomor 1 tahun 2018.

Absensi elektronik merupakan mesin yang digunakan untuk mencatat kehadiran karyawan, siswa maupun guru atau anggota organisasi. Terdapat beberapa jenis absensi elektronik, diantaranya; mesin absensi kartu atau menggunakan kartu, mesin absensi digital yang cara penggunaanya memasukan PIN/barcode atau kartu magnetik, dan mesin absensi biometik yaitu mesin yang menggunakan sensor pendeteksi biometik atau pendeteksi bagian tubuh manusia. Mesin biometik saat ini ada yang menggunakan fingerprint (sidik jari), suara dan wajah. Manfaat absensi elektronik yaitu akurat dengan tingkat kesalahan yang sangat minim dan cepat dalam pencatatan atau merekap. Dengan begitu absensi elektronik sangat penting digunakan bagi lembaga pendidikan untuk mencatat kehadiran setiap warga sekolah agar terciptanya kedisiplinan.

Menciptakan Pribadi Yang Kuat

Kedisiplinan merupakan suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkain perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, dan ketertiban. Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat diperlukan karena bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana belajar dan mengajar berjalan dengan baik, tetapi juga untuk untuk menciptakan pribadi yang kuat bagi setiap warga sekolah.

Disiplin memiliki makna diantaranya; Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan dan pengendalian. Kedua, disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib. Perkataan disiplin mempunyai arti latihan dan ketaatan kepada aturan. Dengan melaksanakn disiplin, berarti semua pihak dapat menjamin kelangsungan hidup dan kelancaran kegiatan belajar, bekerja dan berusaha. Kemauan kerja keras yang diperoleh dari disiplin akan melahirkan mental yang kuat dan tidak mudah menyerah walaupun dalam keadaan sulit. Selain itu, manfaat kedisiplinan menumbuhkaan kepekaan, kepedulian, ketenangan, kepercayaan diri, kemandirian, menumbuhkan keakraban, mengajarkan keteraturan, membantu perkembangan otak, dan menumbuhkan kepatuhan.

Kemudian bentuk disiplin terbagi menjadi tiga jenis; Pertama, otoritarian. Dalam disiplin otoritarian peraturan dibuat sangat ketat dan rinci. Orang yang berada di dalam lingkungan disiplin ini diminta mematuhi dan mentaati peraturan yang telah disusun dan berlaku ditempat tersebut. Apa bila gagal mentaati dan mematuhi aturan yang berlaku maka akan menerima sanksi atau hukuman yang berat. Sebaliknya jika berhasil mematuhi peraturan, kurang mendapat penghargaan atau hal itu sudah dianggap menjadi suatu kewajiban. Jadi tidak perlu mendapatkan penghargaan lagi. Disiplin otoritarian sangat menekan kepatuhan dan ketaatan serta sanksi bagi pelanggarnya. 

Kedua disiplin permitif atau suatu disiplin yang hadir dari dalam dirinya menurut kemauanya. Dalam disiplin ini seseorang dibiyarkan bertindak menurut keinginanya. Kemudian dibebaskan untuk mengambil keputusan sendiri dan bertindak sesuai dengan keputusan yang diambilnya itu. Disiplin ini tidak terjadi karena paksaan pihak lain, akan tetapi memberikan kebebasan kepada seluruh warga sekolah untuk mengambil keputusan dan tindakan. Ketiga, disiplin demokratis. Disiplin ini merupakan yang hadir dari dalam dirinya menurut kemaunya akan tetapi harus diberikan nasehat dan semangat agar seseorang berdisiplin. Pendektan disiplin demokratis  dilakukan dengan memberi penjelasan, diskusi dan penalaran untuk membantu memahami mengapa diharapakan mematuhi dan mentaati peraturan yang ada. Disiplin demokratis menekankan kesadaran dan tanggung jawab.

Dalam menciptakan kedisiplinan di lembaga pendidikan tentunya menjadi tanggung jawab guru, karyawan dan kepala sekolah, yang merupakan  orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid baik secara individual maupun klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Dalam rangka meningkatkan kedisiplinan guru, karyawan dan kepala sekolah ada tiga hal yang perlu diperhatikan diantaranya; Pertama kehadiran. Seorang guru, karyawan dan kepala sekolah selambat-lambatnya hadir disekolah 15 menit sebelum pelajaran dimulai dan pulang setelah selesai. Kemudian menandatangani daftar hadir, mencatat kehadiran murid, dan kepala sekolah mencatat kehadiran guru dan karyawan. Kedua, disiplin dalam melaksanakan tugas. Misalanya membuat persiapan mengajar/program kerja sebelum mengajar/melaksanakan program kerja, menyelesaiakan administrasi kelas secara baik dan benar, berpakaian yang rapi dan pantas dan lain sebagainya. Dan yang ketiga, disiplin dalam program tindak lanjut. Misalnya memeriksa kebersiahan anak-anak secara berkala, membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar dan memberikan program-program pengayaan kepada yang mempunyai kecakapan lebih, kemudian bagi kepala sekolah selalu memberi motivasi dan dukungan kepada guru dan karyawan.

Kedisiplinan Kurang Terencana 

Pelanggaran kedisiplinan biasanya terjadi karena beberapa hal, diantaranya; Pertama, disiplin sekolah yang kurang direncanakan dengan baik. Kedua, perencanaan yang baik tetapi implementasinya kurang baik dan kurang dimonitoring. Ketiga, penerapan disiplin yang tidak konsisten dan tidak konsekwen. Keempat, kebijakan sekolah yang belum memprioritaskan peningkatan dan pemantapan disiplin sekolah. Kelima, kurang kerjasama dan dukungan dan partisipasi dari stakeholder dalam menengani disiplin sekolah. Keenam, warga sekolah banyak yang berasal dari lingkungan yang bermasalah dalam disiplin diri, sehingga cenderung melangar tata tertib yang berada di sekolah.  

Karakter disiplin akan membuat seseorang tahu dan dapat  membedakan hal-hal apa yang seharusnya dilakukan, yang wajib yang dilakukan yang boleh dilakukan, yang tidak sepatutnya dilakukan (karena hal-hal yang dilarang) bagi seorang yang berdisiplin, karena sudah menyatu dalam dirinya maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi dirasakan sebagai beban. Namun sebaliknya akan membebani dirinya apa bila tidak berbuat disiplin, nilai-nilai kepatuhan telah menjadi bagian dari perilaku dalam kehidupanya. Disiplin yang mantap pada hakikatnya akan tumbuh dan terpancar dari hasil kesadaranya. Sebaliknya disiplin yang tidak bersumber dari kesadaran dari kesadaran hati nurani akan menghasilkan disiplin yang lemah dan tidak akan bertahan lama, atau disiplin yang statis, tidak hidup.

Dengan begitu pentingnya karakter kedisiplinan dan didukung langsung oleh pemerintah, mari kita bersama-sama saling menyadarkan dan saling mengingatkan agar menjadi sosok suri tauladan di lingkungan pendidikan baik sesama guru karyawan, kepala sekolah, dan yang paling utama adalah kepada peserta didik. Karena lembaga pendidikan akan menghasilkan lulusan yang berkualitas dimulai dari guru, karyawan dan kepala sekolah yang disiplin.(*)

*Penulis adalah Dosen di Universitas Harapan Bangsa dan Universitas Terbuka Purwokerto Pada Fakultas Pendidikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com