Milenial Rawan Terpapar Ideologi Asing, Sinau Pancasila Perlu Diperluas

GUNUNGKIDUL – Ancaman terhadap keutuhan NKRI dan Pancasila masih menjadi tantangan ke depan, sehingga semangat persatuan Indonesia dikalangan generasi milenial perlu dirawat dan ditumbuhkan.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (PSPBN UIN Suka) Yogyakarta, Dr. Badrun Alaena, M.Si dalam acara Sinau Pancasila dan Wawasan Kebangsaan di Aula Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, Senin (11/04/2019).

Menurut Badrun, bibit-bibit ideologi asing yang tidak senafas dengan Pancasila saat ini sudah mulai nampak, bahkan berkembang. Para agen ideologi asing tersebut, kata dia, menginginkan agar Indonesia terpecah belah,

“Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia inilah yang mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, ratusan suku, bahasa, ras, golongan dan agama. Jadi ketika mereka ingin menguasai Indonesia maka harus memecah belah persatuan dan melunturkan nilai-nilai Pancasila, terutama di kalangan generasi milenial,” ungkap Badrun dalam acara yang dihadiri seratusan peserta dari perwakilan pelajar, organisasi pemuda organisasi keagamaan dan tokoh masyarakat.

Dosen tetap di Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Suka ini menjelaskan, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia berhubungan erat dengan keadilan sosial yang dicita-citakan bersama para founding father (pendiri bangsa). Ia menekankan, dengan menjaga persatuan lalu bekerjasama untuk bergotong royong memajukan bangsa Indonesia, maka jalan mencapai kesejahteraan atau keadilan sosial akan tercapai,

“Jadi kalau menurut Bung Karno (Presiden Soekarno), nilai-nilai Pancasila kalau diperas menjadi Eka Sila, yaitu gotong-royong dengan semangat persatuan yang kuat. Indonesia bisa merdeka juga karena rakyatnya bersatu dan berjuang bersama-sama mengusir penjajah,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya generasi muda untuk lebih menjiwai Pancasila agar memiliki jati diri Bangsa Indonesia yang sejati. Sebab menurutnya generasi muda ini cukup rawan terpapar paham-paham atau ideologi-ideologi asing,

“Apalagi sekarang diera kemajuan teknologi informasi, ini juga yang dijadikan alat mereka (asing, red) untuk menyebarkan virus-virus ideologinya. Kita tahu, generasi muda atau milenial sekarang tidak bisa lepas dari perangkat gadget, hand phone, dan Medsos (Media Sosial) sehingga rawan terpapar (ideologi asing, red),” ujarnya.

Hal senada dikatakan Pasi Komsos Sterrem 072/Pamungkas, Mayor ARM Ronang Sasiarto. Ia menegaskan, tantangan bangsa ke depan bukan lagi perang militer bersenjata, melainkan perang nir militer bersenjata, termasuk dengan menyusupkan paham-paham ekstrim dan radikal yang menolak Pancasila. Untuk menghadapi tantangan jaman tersebut perlu pembangunan karakter generasi muda,

“Generasi muda harus dibekali pemahaman nilai-nilai Pancasila, cinta tanah air dan bangsa, pemahaman kebanggaan bahwa Indonesia dalah bangsa yang besar, dan lebih dikenalkan pahlawan bangsa agar meresapi perjuangan dan pengorbanannya,” tandas Ronang.

Salah satu peserta, Sagimin mengatakan, acara sinau Pancasila perlu digalakkan agar masyarakat tahu Pancasila bukan hanya sekadar bunyi sila-silanya tanpa bisa memaknai dan mengamalkannya,

“Sinau Pancasila perlu diperluas lagi. Harapannya dengan ini bisa merubah sikap perilaku dari masyarakat. Ini penting karena perilaku masyarakat, terutama generasi muda saat ini hampir menyimpang dari nilai-nilai Pancasila akibat masuknya budaya dan ideologi asing,” ujar Sagimin yang juga Koordinator Tagana Kecamatan Nglipar.

Acara Sinau Pancasila yang diselenggarakan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah Istimewa Yogyakarta (Kesbangpol DIY) dibuka oleh camat Ngawen, Sukamto. Hadir dalam acara unsur Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkompinca), perwakilan dari Koramil Ngawen dan Polsek Ngawen. (rd)

Redaktur: Ja’faruddin. AS

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com