Makromah: Kerudung yang Pernah Jadi Tren, Kini Bergeser oleh Hijab Modern

Perempuan memakai makromah, terlihat anggun. (Foto by AI)

 

Oleh M Saifullah, jurnalis dan pengamat sosial

Dahulu, sebelum maraknya pashmina, hijab instan, dan beragam mode busana muslim modern, perempuan Indonesia akrab dengan satu jenis kerudung sederhana bernama makromah. Kerudung ini begitu melekat dalam kehidupan sehari-hari, terutama di kalangan santri, jamaah pengajian, hingga ibu-ibu di pedesaan. Kini, makromah kian jarang ditemui, tergantikan oleh tren hijab yang lebih variatif dan modis.

Makromah berasal dari bahasa Arab al-makramah (المكرمة), yang berarti kemuliaan atau kehormatan. Sejalan dengan maknanya, kerudung ini berfungsi menjaga aurat sekaligus memuliakan pemakainya. Makromah berbentuk kain tipis segi empat atau persegi panjang, polos atau bermotif sederhana. Cara pemakaiannya mudah: dilipat, disampirkan ke kepala, lalu diikat sederhana di bawah dagu atau dibiarkan terjuntai. Tidak memerlukan bros, jarum pentul, ataupun teknik lilit yang rumit.

Makromah dalam Kehidupan Perempuan Indonesia

Di desa-desa Jawa, Sumatra, hingga Madura, makromah dipakai dalam berbagai kesempatan, mulai dari mengaji di langgar, menghadiri pengajian, hingga aktivitas sehari-hari di rumah. Santriwati di pesantren juga akrab dengan makromah. Pemakaian kerudung ini sederhana, tidak mencolok, dan sesuai dengan budaya pesantren yang mengedepankan kesopanan.

Pergeseran Desain dan Tren Hijab

Seiring waktu, dunia mode muslimah mengalami perubahan besar. Pergeseran tren ini membuat makromah semakin jarang digunakan. Berikut adalah beberapa tahapan pergeseran tren hijab di Indonesia:

– 1960–1980-an: Makromah masih mendominasi, meski mulai bersaing dengan kerudung paris tipis warna-warni.
– 1990-an: Muncul kerudung segi empat dengan motif bunga dan warna pastel. Pemakaiannya lebih rapi, dilengkapi jarum pentul dan bros kecil.
– 2000-an: Hijab pashmina dari Timur Tengah masuk ke Indonesia. Cara pakainya dililit modis, berbeda jauh dari kesederhanaan makromah.
– 2010-an hingga sekarang: Tren hijab berkembang pesat menjadi industri fashion global. Hadir hijab instan, bergo, kerudung syar’i panjang, hingga gaya street style anak muda.

Makna yang Tetap Melekat

Meski sudah jarang dipakai, makromah masih memiliki tempat khusus di hati sebagian kalangan. Ia dikenang sebagai simbol kesederhanaan, religiusitas, dan tradisi. Bagi sebagian perempuan, memakai makromah adalah bentuk nostalgia terhadap masa kecil di pesantren, kenangan mengikuti pengajian bersama ibu, atau menerima oleh-oleh haji dari kerabat.

Perjalanan makromah menunjukkan bahwa tren busana muslimah di Indonesia tidak pernah statis. Dari kain sederhana yang penuh makna, hijab kini berkembang menjadi bagian dari industri global. Namun, esensi dari makromah—menjaga kehormatan dan kesopanan—tetap menjadi inti dari setiap kain yang dikenakan di kepala perempuan muslim.

 

 

54 / 100 Skor SEO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com