SUMENEP – Pantai lombang yang terletak di ujung timur pulau Madura, Sumenep rupanya masih menjadi favorit warga Sumenep untuk menikmati pesta lebaran ketupat dengan berwisata. Pantauan Jogjakartanews.com, Jumat (24/07/2015), warga yang berkunjung ke Pantai yang terletak di kecamatan Batang-Batang itu disesaki oleh ribuan warga yang berkunjung, ditambah wisatawan dari luar daerah dan turis mancanegara juga ikut meramaikan.
Memang, dari tahun ketahun, Pantai Lombang selalu menjadi magnet utama pariwisata di Madura, khususnya warga Sumenep di kala lebaran ketupat tiba. Pemandangan pantai dengan hamparan pasir putih yang indah, riak-riak ombak sedang, ditambah rerimbunan pohon cemara udang membuat eksotisme pantai tersebut begitu mempesona. Apalagi, terdapat banyak hiburan seperti musik orkes dangdut, dan wahana bermain seperti area untuk berkuda, berenang di pantai, hingga bermain boat atau perahu jukong kecil.
Aneka kuliner yang ada di pantai paling terkenal di Madura itu pun cukup banyak, sehingga pengunjung tidak perlu repot-repot jika ingin memanjakan perut dengan berkuliner ria.
“Ini lebaran ketupat, biasanya pantai ini memang menjadi favorit warga,” tukas salah seorang petugas pantai, Sunarto (30).
Menurut Sunarto, pada lebaran ketupat, tingkat kunjungan wisatawan meningkat tajam hingga berpuluh kali lipat. Sebab di hari-hari biasa, kebanyakan warga Sumenep tidak terlalu suka menghabiskan waktu untuk sekadar jalan-jalan ke pantai. Warga Sumenep menurutnya lebih suka jalan-jalan menikmati indahnya kota Sumenep.
“Hari biasa jumlahnya bisa dihitung, ini membludak,” terangnya.
Sekadar informasi, di Madura secara umum dikenal tiga hari raya dalam satu kalender Masehi yaitu Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Ketupat, dan Hari Raya Idul Adha. Jika Idul Fitri dan Idul Adha ada dan menjadi tradisi karena perintah Agama, Hari Raya ketupat murni ada karena tradisi di Madura yang mengakar kuat selama bertahun-tahun. Untuk perayaannya, lebaran ketupat dilaksanakan persis seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri. Jika Idul Fitri dilaksanakan hari Jumat, maka Lebaran Ketupat dirayakan hari Jumat seminggu setelahnya.
“Lebaran ketupat ini sebagai momentum umat islam di Madura untuk melakukan refresing, bersantai-santai mengajak keluarga ataupun teman-teman untuk berwisata. Sebab selama seminggu Idul Fitri, waktu warga Madura biasanya dihabiskan untuk bersilaturrahmi ke sanak saudara. Jadi di Madura untuk kegiatan wisata itu sendiri ada waktunya dimana kita secara bersama-sama merayakannya, yaitu pada Lebaran Ketupat ini,” terang salah seorang warga, Suhartono mencoba menjelaskan kepada Jogjakartanews.com.
Ketika ditanya mengapa menggunakan istilah lebaran ketupat, Suhartono menjelaskan karena pada Hari Raya Idul Fitri warga Madura tidak mentradisikan memasak dan makan ketupat, tradisi memasak dan makan ketupat hanya dilakukan pada saat perayaan lebaran ketupat, sekaligus sebagai bekal berwisata untuk dinikmati bersama-sama di tempat wisata.
“Makanya agenda berwisata saat lebaran ketupat juga sering disebut sebagai ‘Pesta Ketupat’” tuturnya. (kon/meg)
Redaktur: Herman Wahyudi