YOGYAKARTA – Bergeraknya perekonomian suatu wilayah atau negara ditentukan oleh faktor kapital dan tenaga kerja. Kedua faktor tersebut merupakan penggerak utama suatu perekonomian yang mengubah input menjadi output berupa barang dan jasa.
“Investasi diperlukan sebagai suatu bagian penting dalam suatu perkonomian, serta mempunyai keterkaitan langsung terhadap kegiatan ekonomi pada masa sekarang maupun masa yang akan datang,” tutur Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Paduka Paku Alam X saat membacakan sambutan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam Sosialisasi dan Koordinasi Kegiatan Disagregasi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) di Gedung Pracimosono, Kepatihan (Kantor Gubernur) Yogyakarta, Jumat (16/03/2018), kemarin.
Dikatakan Sri Paduka, PMTB dan Persediaan merupakan faktor penting dalam mendorong pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Cara mengetahui informasi tentang PMTB dan Persediaan, kata Sri Paduka, tidak terlepas dari upaya mengetahui besaran investasi yang dilakukan suatu wilayah atau negara dari tahun ke tahun.
“Sebagian dari investasi itulah yang dibelanjakan untuk membeli barang modal dan persediaan yang akan digunakan dalam kegiatan produksi atau proses produksi. Sebagai upaya untuk mengetahui kontribusi PMTB serta perubahan persediaan terhadap pertumbuhan ekonomi, perlu dicari keterkaitan antara besaran PMTB dan persediaan dengan perkembangan atau pertumbuhan ekonomi suatu wilayah,” ungkap Sri Paduka.
Dijelaskan Sri Paduka, dengan melakukan investasi, berarti kapasitas produksi juga meningkat yang pada gilirannya akan meningkatkan output. Pada akhirnya, kata dia, hal itu akan meningkatkan pendapatan masyarakat.
“Dalam konteks ini, kegiatan sosialisasi dan koordinasi disagregasi PMTB, penting dan strategis, khususnya terkait dengan tersedianya data PMTB berdasarkan 17 sektor usaha,” imbuhnya.
Sri Paduka menambahkan, sosialisasi kegiatan disagregasi PMTB dibutuhkan pemerintah untuk membuat kebijakan yang tepat terkait investasi. Apalagi tahun 2018 merupakan tahun investasi, sehingga data investasi menjadi prioritas nasional.
“Tujuan PMTB yakni mengetahui profil barang modal. Manfaatnya bagi pemerintah adalah sebagai acuan mengambil kebijakan untuk menjaga dan meningkatkan iklim investasi. Untuk dunia usaha, PMTB bermanfaat sebagai arah penentu kebijakan usaha,” imbuhnya.
Sebelumnya Gubernur DIY Sri Sultan HB X menerima kunjungan Duta Besar Indonesia untuk Singapura, I Gede Ngurah Swajaya bersama lima belas calon investor dari Singapura, Korea, dan Malaysia untuk menjajaki potensi investasi unggulan di DIY, di Dalem Ageng Kepatihan Yogyakarta, Rabu (14/03/2018).
Kunjungan tersebut merupakan keberlanjutan pertemuan ‘Regional Investment Forum 2018’ yang diselenggarakan oleh BKPM bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata dan didukung oleh Badan Ekonomi Kreatif, Bank Indonesia, dan Pemda DIY.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur DIY memaparkan proyeksi investasi unggulan di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan berbagai pandangan, gambaran dan fakta-fakta yang ada di lapangan. Investasi unggulan di DIY menurut Sri Sultan HB X sesuai dengan minat investor asing maupun domestik yang tertuju dua sektor utama, yaitu lifestyle dan pariwisata.
Sedangkan I Gede Ngurah Swajaya mengatakan saat ini Indonesia merupakan salah satu destinasi investasi yang paling menarik di dunia, termasuk di DIY yang menjadi minat sejumlah investor di bidang industri kreatif.
“Jika menilik industri kreatif di DIY akan lebih fokus pada SDM yang bagus dan kreatifitasnya. Dua faktor itu yang menjadi daya tarik mereka,” kata I Gede Ngurah Swajaya. (kt1)
Redaktur: Rudi F