SLEMAN – Keluarga Besar Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas Komisariat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (IKAL DIY) bersama Dewan Pimpinan Cabang Legiun Vetaran Republik Indonesia (DPC LVRI) Sleman, menggelar halal bihalal di kawasan rintisan desa wisata SHS Socio Eco Preneur Dusun Pokoh, Desa Banyurejo, Kecamatan Tempel, Selasa (18/06/2019) siang.
Selain halal bihalal, dilakukan juga upacara pemancangan nisan simbol Karya Dharma (logo veteran) dan Bambu Runcing Bendera Merah Putih di makam pejuang kemerdekaan RI, Almarhum Tukiran Adipawiro di makam Karang RT 03 RW 24, Desa Banyurejo. Nisan tersebut merupakan bantuan dari IKAL DIY.
Ketua IKAL DIY, Sugiyanto Harjo Semangun mengungkapkan, IKAL DIY memberikan bantuan nisan logo VETERAN dan bambu runcing untuk 15 makam veteran di wilayah Ranting LVRI Tempel. Hal itu menurutnya merupakan wujud dharma bhakti IKAL DIY kepada para veteran yang telah mengorbankan jiwa raganya demi kemerdekaan bangsa Indonesia,
“Tanpa beliau-beliau semua, baik yang sudah wafat atau yang hari ini hadir dalam halal bihalal, kita tidak akan menikmati kemerdekaan seperti sekarang ini,” tuturnya.
Menurutnya, keteladanan para veteran haruslah terus diwariskan kepada seluruh generasi bangsa ini. Hal itu sebagaimana nilai-nilai atau paradigma yang diyakini Panglima Besar (Pangsar) Jenderal Soedirman, yaitu ‘Lima Setia’ dan ‘Lima Diri’,
“Falsafah lima setia itu terdiri dari pertama, setia akidah, yaitu manusia dalam menjalani kehidupannya hendaknya selalu setia kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kedua setia ibadah, yaitu menjalankan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang -Nya. Ketiga setia ilmu, yaitu menempatkan anugerah tertinggi manusia berupa akal pikiran hanya dan hanya untuk kebenaran dan kebaikan. Keempat, setia berkorban, yaitu hidup bukanlah untuk mendapatkan sesuatu, melainkan untuk memberikan sesuatu kepada sesama dan kelima setia perjuangan, yaitu sepenuh hidup merupakan laku perjuangan untuk mewujudkan cita-cita mulia,” terangnya.
Sedangkan falsafah Lima Diri Pangsar Jenderal Soedirman menurutnya adalah Mengenal diri dengan seksama, tahu diri, percaya diri, jati diri, serta ketekunan dan kesabaran.
Sugiyanto mengaku prihatin dengan kondisi generasi muda saat ini yang ahistoris, nasionalismenya meluntur, dan lebih menyukai hal hal yang bersifat instant atau enggan berproses,
“Padahal di tengah persaingan global kita dituntut bisa bersaing dengan negara maju. Indikator negara sejahtera dan maju yaitu memiliki nasionalisme yang kuat, disiplin, dan berdaya saing. Selain harus memiliki pertahanan yang kuat, kita juga harus memiliki ketahanan nasional. Inti dari ketahanan nasional sendiri adalah sejahtera dan aman. Hal ini juga yang diperjuangkan para veteran dan para pahlawan kemerdekaan kita,” tegasnya.
“Dengan meneladani jasa para veteran diharapkan generasi muda akan menjadi pemimpin ideal sebagaimana yang dicita-citakan para pejuang bangsa, yaitu bahwa pada dasarnya tak ada seorang pemimpinpun yang tidak menginginkan rakyatnya tidak sejahtera,” imbuh Sugiyanto.
Sugiyanto juga berharap, dengan digelarnya halal bihalal Keluarga Besar IKAL DIY dan DPC LVRI Sleman akan semakin mengokohkan tali silaturahmi antar generasi serta menguatkan persatuan dan kesatuan Indonesia,
“Semoga dengan kegiatan ini akan terwariskan nilai-nilai luhur para pejuang veteran untuk mengantarkan generasi-generasi berikutnya dalam satu tatanan peradaban Indonesia yang berbudaya, Indonesia yang bermartabat, dan Indonesia jaya,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua DPC LVRI Sleman, H. Sumardjo mengatakan acara halal bihalal yang disertai pemancangan logo veteran serta nisan bambu runcing merupakan acara yang dinilainya penting dan bermakna,
“Logo karya dharma dan bambu runcing bendera merah putih di makam pejuang veteran sangat penting karena untuk menandai bahwa di situ ada makam pahlawan, agar masyarakat sekitar dan para pemuda tahu bagaimana perjuangan para pahlawan dan pejuang veteran yang merebut kemerdekaan, sehingga mereka akan sadar dan bisa melanjutkan perjuangan para veteran ini. Mudah mudahan nantinya bukan hanya 15 makam saja, namun bisa seluruh makam veteran di sleman,” tuturnya.
Sumardjo juga berpesan kepada generasi muda agar tidak melupakan jasa rekan-rekannya pejuang veteran serta meneruskan perjuangan dengan mengisi kemerdekaan dengan bekerja keras, menghasilkan karya yang bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara,
“Pesan saya, agar setiap pemuda bisa memberikan kontribusi kepada negara sesuai dengan kemampuan atau keahlian masing-masing untuk mensejahterakan negara ini,” harapnya.
Turut hadir dalam acara tersebut, Dandim 0732/Sleman, Letkol. Inf. Diantoro. Menurutnya, Kegiatan halal bihalal IKAL DIY dan LVRI Sleman adalah kegiatan positif, dimana momentum idul fitri adalah untuk saling memaafkan, saling merangkul dan rangkulan antara yang tua dan yang muda,
“Di dalam membangun sebuah bangsa kita harus merangkul, kemudian rangkulan, sehingga timbul persatuan dan kesatuan. Kalau sudah rangkulan In syaa Allah, kerja akan tuntas,” tukasnya.
Terkait pemancangan logo karya dharma dan bambu runcing di makam veteran, ia menilai hal itu perlu dilakukan sebagai simbol untuk mengingatkan perjuangan para veteran semasa hidup,
“Yang masih hidup ini mendoakan yang sudah tiada, ambil nilai-nilai positif dari beliau, kita implementasikan, kita jadikan spion, untuk berkaca, untuk melihat supaya kita tidak salah arah, salah jalur dalam membangun bangsa Indonesia ini,” tutupnya.
Selain Dandim, hadir dalam kegiatan mewakili Bupati Sleman yaitu Staf Ahli Bidang Kesra, Dr. Suci Iriani Sinuraya, Ketua PEPABRI DIY Mayor Jend (purn) Fajar Budianto, Pimpinan Markas Cabang LVRI Sleman, Para veteran LVRI Ranting Tempel, Pengurus dan anggota IKAL DIY, unsur Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspinca) Tempel, dan Unsur Pemerintah Desa Banyurejo. (rd)
Redaktur: Ja’faruddin. AS