GUNUNGKIDUL – Pemilu legislatif pada bulan April mendatang bisa mendatangkan malapetaka bagi sebagian orang. Calon legislatif (Caleg) yang tidak berhasil duduk di kursi wakil rakyat rawan akan rasa kecewa, depresi, dan stres. Dengan itu, tenaga ahli kejiwaan RSUD Wonosari siap untuk menangani Caleg stres akibat gagal pada Pemilu mendatang.
Spesialis Kedokteran Jiwa, dr. Ida Rochmawati menjelaskan, reaksi seseorang dalam menghadapi permasalahan ada beberapa tahap, yakni marah, menyangkal, menimbang-nimbang atau bergaining, menerima bahkan depresi. Jadi reaksi stres dalm konotasi distres adalah hal yang wajar.
“Biasanya akan ada reaksi tidak nyaman tersebut selama 2-6 bulan. Dengan seiring perjalanan waktu dan kematangan kepribadian akan kembali ke sedia kala. Tapi juga bisa stres tersebut sampai mengganggu fungsi peran dan fungsi sosial seseorang,” jelasnya, Rabu (8/1/2014).
Ida mengatakan, untuk menangani Caleg stres akibat gagal Pemilu tidak diperlukan tim khusus. Menurutnya, jika klien dan keluarganya menilai gangguan tersebut berdampak pada kualitas hidupnya, sebaiknya segera dibawa ke psikiater.
“Kalau sudah seperti itu (mengganggu fungsi peran dan fungsi sosial) memang harus diperlukan penanganan khusus. Nanti psikiater akan memberikan penanganan secara holistik dari sisi biologi (obat), psikologis (konseling dan psikoterapi),” katanya. (dit)
Redaktur: Azwar Anas