Kenaikan Harga Elpigi Memicu Kenaikan Harga Makanan

YOGYAKARTA – Kebijakan pemerintah menaikan harga elpigi ukuran 12 Kilogram (Kg), per 1 Januari 2014, banyak dikeluhkan masyarakat. Sebab, kenaikan harga tersebut berpotensi memicu kenaikan harga kebutuhan lain, terutama makanan.

Namun demikian, Gubernur DIY Sri Sultan HB X tetap menghimbau masyarakat DIY agar bisa menyikapi dengan bijak. Sultan menuturkan, Pemda DIY hanya mampu melaksanakan kebijakan Pertamina yang diizinkan oleh Pemerintah Pusat tersebut. Masyarakat hendaknya bisa menggunakan bahan bakar gas secara efektif , efisien, dan sesuai peruntukannya.

“Saya tidak bisa apa-apa jika elpiji makin mahal yang penting masyarakat bisa mencari bahan bakar yang efisien dan murah. Apalagi bagi orang dagang, otomatis berimbas pada kenaikan harga, hal inilah yang kita harus antisipasi,” tandas Sultan saat ditemui di Bangsal Kepatihan Yogyakarta, Kamis (02/01/2013).

Sementara itu salah seorang pedagang eceran gas LPG, Somad (40) warga Jl Menukan mengaku baru bisa mendapatkan pasokan gas LPG ukuran 12 kilogram dari agen Kamis Sore. Sejak 3 hari lalu ia mengaku tak mendapat pasokan karena langka.

“Itu pun saya hanya dijatah 10 tabung saja per hari. Padahal total saya punya 80 tabung,” katanya.

Dengan adanya kenaikan harga tabung 12 kilo ia memprediksi banyak konsumen akan beralih ke gas ukuran 3 kilo sebagaimana biasanya terjadi.

“Saya yakin akan banyak yang beralih ke 3 kilo. Bayangkan saja kalau harganya naik dari dulu Rp 86ribu lalu tiba tiba jadi Rp140ribu,” katanya. (ynr)

Redaktur: Azwar Anas

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com