YOGYAKARTA – Putri ketiga Sri Sultan Hamengkubuwono X, GKR Maduretno memimpin prosesi Numplak Wajik. Prosesi Numplak Wajik atau makanan dari ketan dan gula jawa dilakukan di Ndalem Kemagangan Kidul. Wajik yang sebelumnya diletakkan pada tenggok atau wadah dari bambu di jatuhkan pada dasar perkakas kayu yang menjadi tempat pembuatan gunungan putri.
Abdi dalem Kawedanan Ageng Widyobudoyo yang merupakan perencana dan pelaksana upacara adat Kraton Yogyakarta, KRT Rinta Iswara, menyatakan prosesi Numplak Wajik digelar sebagai tanda awal pembuatan seluruh gunungan dalam upacara grebek maulud.
Gunungan sendiri merupakan hajad dalem atau sedekah berupa sesajian berbentuk tumpeng besar yang terbuat dari aneka bahan makanan, seperti beras ketan, telur, bebuahan serta sayur-sayuran yang berbentuk menyerupai gunung, sehingga sering disebut gunungan.
“Pembuatan seluruh gunungan yang ditandai dengan prosesi Numplak Wajik ini dilakukan pada H-3 sebelum upacara grebek dimulai. Selain Tumplak Wajik, pada gunungan putri ini juga diberi parem setak pakaian sebagai lambang kesuburan dan lambang kesinambungan,” ujarnya saat dijumpai, Minggu (12/1/2014).
Pada grebek maulud dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada Selasa (14/01/2014) nanti, ada 5 macam gunungan yang dibuat. Yakni gunungan Putri, Kakung, Darat, Gepak, dan Pawuhan.
“Lima gunungan itu akan dibawa ke Masjid Agung Kauman. Selain itu ada juga dua gunungan kakung yang akan dikirim sebagai tanda persahabatan ke Puro Pakualaman dan Kepatihan,” ujarnya.
Tujuan dari pembuatan gunungan itu sendiri adalah sebagai bentuk rasa sukur kepada Tuhan YME yang telah melimpakhan kesejahteraan dan keselamatan pada Kraton, raja, keluarga serta kawulo atau rakyat Yogyakarta selama ini. (ynr)
Redaktur: Azwar Anas