Di Negara Maju Lansia Masalah Besar, di Indonesia Pemerintah Belum Merespon

YOGYKARTA- Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta memprediksi jumlah penduduk lanjutusia (Lansia) di Indonesia akan meningkat menjadi 32.112.361 jiwa atau mengalami peningkatan 10,8 persen di tahun 2035 mendatang. Hal itu mengacu pada hasil proyeksi penduduk Indonesia 2010-2035 yang pernah dirilis oleh PSKK UGM beberapa waktu lalu dimana pada 2010, persentase jumlah lansia sebesar 11.878.236 jiwa (4,9 persen).

Peningkatan jumlah tersebut akan menjadi masalah besar Indonesia di massa mendatang, namun hal ini belum mendapatkan respon dari pemerintah selama ini.

“Negara ini sebenarnya akan menghadapi persoalan besar. Persoalan yang sama ini juga sudah terjadi di
negara lain seperti Jepang. Tapi, belum ada kesadaran penuh bahwa kita mempunyai persoalan besar soal lansia. Saya melihat, Indonesia belum mempunyai respon yang cukup terhadap persoalan lansia,” kata Dr. Sukamdi, PakarKependudukan UGM saat menjadi pembicara dalam seminar Seminar ‘Bonus Demografi’ yang diselenggarakan oleh PSKK UGM, Kamis (12/6) siang.

Dijelaskan Sukamdi, lansia akan menghadapi tiga kesenjangan. Pertama, kata dia, kesenjangan geografis, yakni hubungan atau pertemuan fisik antara orang tua dengan anaknya yang sudah dewasa akan semakin jarang. Kedua, kesenjangan kultural, yakni perbedaan cara pandang dan nilai antara orang tua dengan anak. Ketiga, kesenjangan ekonomi.

Dicontohkannya, dulu, dalam satu rumah tangga, satu sumber pendapatan bisa dibagikan untuk kebutuhan seluruh anggota rumah. Saat ini mulai berubah. Suami istri bahkan anak sudah memiliki rekening atau tabungan masing-masing. Artinya, kata dia, mulai terjadi segmen ekonomi di dalam rumah.

” Oleh karena itu saving (menabung) dimasa usia produktif itu penting. Tidak hanya dapat digunakan untuk investasi modal manusia (human capital), khususnya di bidangpendidikan dan kesehatan saja, tetapi juga modal bagi dirinya sendiri saat menjelang tua,” pungkasnya. (yud)

Redaktur: Rudi F

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com