YOGYAKARTA – Aksi brutal kembali mewarnai dunia persepakbolaan Indonesia. Seorang suporter PSCS Cilacap tewas diserang sekelompok orang bercadar bersenjata tajam saat berada di dalam bus bersama romobongan suporter.
Korban tewas Muhammad Ikhwanudin (19), warga Petenangan RT 08 RW 03 Bantarsari, Cilacap, Jawa Tengah. Korban adalah mahasiwa Falultas Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Menurut Kapolres Sleman AKBP Ikhsan Amin, selain satu korban meninggal ada sekitar tujuh orang mengalami luka-luka.
Dia menjelaskan peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (12/10/2014) sekitar pukul 20.00 WIB malam. Saat itu, bus supoter PSCS Cilacap dalam perjalanan pulang dari menyaksikan pertandingan sepak bola antara PSCS Cilacap dan dan Persis Solo di di Stadion Manahan, Solo, Minggu (12/10/2014).
“Ketika melewati Jalan Solo, tepatnya di depan lokasi parkir bandara Adi Sucipto Yogyakarta, bus dirusak oleh sekelompok orang,” jelas Kapolres Sleman AKBP Ikhsan Amin saat ditemui wartawan di Mapolres Sleman, Senin (13/10/2014).
Begitu mendengar laporan tersebut, kata dia, pihaknya langsung datang dan melakukan olah TKP dan melakukan pengejaran terhadap para pelakunya. Polisi juga mengamankan Bus pariwisata Riyan Transport nopol R 1645 DB yang ditumpangi para suporter.
Dikatakan Ikhsan, setelah merusak bus, para pelaku yang mengendarai sepeda motor kemudian melarikan diri ke arah Solo. Upaya pengejaran polisi akhirnya membuahkan hasil. Polisi mengamankan 10 orang yang diduga pelaku penyerangan terhadap supporter PSCS.
Para terduga pelaku yang diamankan masing-masing berinisial Para terduga penyerangan tersebut yakni TY, ID, NG, GS, EK, PJ, SP, IR, SJ, dan GH yang sebagian besar warga luar Yogyakarta. Pelaku, kata Ikhsan, kemungkinan masih bisa bertambah.
Terkait motif di balik penyerangan? Ihsan mengaku belum mengetahuinya secara pasti.
“Masih dalam penyelidikan,” tegasnya.
Sementara terkait penyebab meninggalnya satu orang korban, Ihksan juga masih belum mengetahui pasti. Ia masih menunggu hasil pemeriksaan jenazah korban yang dibawa ke RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
“Kita masih menunggu hasil pemeriksaan (visum) doketer,” ungkapnya.
Sementara dari sumber jogjakartanews.com, Korban meninggal Ikwan mengalami luka di bagan wajah dan luka bekas tusukan benda tajam di sekitar ulu hati. Sementara korban lainnya, kebanyakan mengalami luka di kepala akibat lemparan batu dan luka sobek terkena sabetan benda tajam.
Menurut salah seorang supporter PSCS yang mengalami kejadian tersebut, ada sekitar empat orang yang masuk membawa pentungan dan senjata tajam. Satu orang yang melakukan penusukan terhadap Ikhwan, wajahnya tak bisa dikenali karena menggunakan penutup wajah.
“Saya tidak melihat wajahnya, mereka sangat brutal,” ujar pemuda 20 tahun yang enggan disebut namanya ini.
Sementara setelah sempat disemayamkan di Kamar Mayat RSUP Dr. Sardjito, jenazah Muhammad Ikhwanudin diserahkan ke pihak keluarga, Senin (13/10/2014) siang.
Sebelumnya Ngadiman (48), orangtua korban sempat, mendatangi kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta untuk meminta pendampingan atas pemulangan jenazah anaknya.
Menurut Direktur LBH Yogyakarta, Samsudin Nurseha pihak keluarga sempat merasa kesulitan untuk mengambil jenazah karena Polisi masih membutuhkan data visum korban, namun akhirnya diperbolehkan untuk dibawa pulang setelah Dokter forensik menyelesaikan proses otopsi sekitar pukul 14.00.
“Sudah boleh dipulangkan untuk dimakamkan,” katanya saat dikonfirmasi .
Sementara Ayah korban, Ngadiman (48), berharap kepolisian dapat mengusut tuntas dan menangkap seluruh pelaku yang menyebabkan anaknya meninggal.
“Saya ingin mereka (pelaku) dihukum seberat-beratnya,” harapnya. (ian/yud/kontributor)
Redaktur: Rudi F