Penghayat Kepercayaan Serukan Nasionalisme dalam Sarasehan Kebangsaan

YOGYAKARTA –  Penghayat kepercayaan merupakan salah satu bentuk keberagaman dan kekayaan bangsa Indonesia yang harus digali potensinya untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan serta  menjadi modal pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang merata.

Menurut akademisi Universitas Widya Mataram Yogyakarta (UWMY), Hartanto, SH. M.Hum, penghayat kepercayaan juga memiliki peran dalam menguatkan jiwa nasionalisme, sehingga memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga Pancasila dan UUD 45 serta keutuhan NKRI.

“Nasionalisme adalah hal penting untuk semua manusia yang memiliki negara, seperti kita warga negara  Indonesia. Namun, untuk membangun nasionalisme sebuah bangsa, meniscayakan menghadapi berbagai tantangan,” kata Hartanto, melalui rilis yang diterima kepada jogjakartanews.com, Rabu (19/11/2014).

Dijelaksan Hartanto, tantangan yang terbesar diantaranya  adalah keberagaman yang ada,  dari keberagaman agama, suku, golongan, bahkan status ekonomi, status sosial, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.

“Karena tentu tidak mudah untuk menyatukan keberagaman, namun bukan berarti tidak bisa. Kita lihat saja Para politikus, kemarin saat kampanye berbeda pendapat bahkan berkonflik  namun akhirnya bekerjasama juga, walau belum dapat dikatakan sepenuhnya bersatu. Kita yang bukan politkus, seyogianya lebih bisa bersatu untuk mensinergikan kemampuan-kemampuan masing masing unsur yang berbeda ini menjadi satu dan menguatkan nasionalisme,” papar praktisi hukum ini.

Nasionalisme, kata Hartanto, adalah suatu paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara atas kesadaran sebagai warga negara yang secara potensial bersama – sama mencapai, mempertahankan, dan, mengabdikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsanya, serta cinta terhadap tanah air.

“Bangsa lain sebenarnya dapat maju salah satunya karena memiliki nasionalisme. Nah, kita sebagai bangsa Indonesia jika ingin berdiri sama tinggi, duduk sama rendah, maka harus memiliki jiwa nasionlisme,”

Sebelumnya Hartanto menyampaikan hal tersebut dalam sarasehan Kebangsaan Bagi Penganut Aliran Kepercayaan se Kota Yogyakarta 2014, Senin (17/11/ 2014) di Ruang Utama Balai Kota Yogyakarta.

Ia membawakan materi ‘Peran Serta Penghayat Kepercayaan Kota Yogyakarta Dalam Menjaga Kesatuan dan Persatuan Bangsa’.

Sarasehan kebangsaan tersebut dibuka oleh Kepala Kantor Kesatuan Kebangsaan Kota Yogyakarta, Drs. Sukamto yang sekaligus menjadi Key Note Speech. Selain Hartanto, hadir sebagai pembicara dalam kesempatan tersebut Ki Sutikno dosen Etika dan Budi Pekerti UST Yogyakarta. (pr)

Redaktur: Tarnowo

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com