JAKARTA – Perayaan ulang tahun BPD HIPMI Jaya yang ke 41, kemarin (20/03/2015) di Jakarta menyisakan kado pahit. Dalam Rapat Badan Pengurus Lengkap (BPL) yang digelar sebelum syukuran ulang tahun ke-41, sebagian besar pengurus BPD HIPMI Jakarta Raya mempertanyakan kebijakan yang diambil Ketua Umum BPD HIPMI Jaya, Iskandarsyah Rama Datau selama 1,5 tahun dia menjabat kepengurusan. Rapat yang mulanya berjalan kondusif pun berakhir ricuh. Hujan interupsi dan hujatan ditujukan kepada Rama Datau, mewarnai rapat internal tersebut.
Dari informasi yang berkembang, kekecewaan anggota dan pengurus BPD HIPMI Jaya ini tidak lepas dari sikap Rama Datau yang dianggap pragmatis terkait kebijakan crussial organisasi. Termasuk salah satunya adalah sikap politik yang diambil dalam Munas XV HIPMI, yang tidak mendukung kader HIPMI Jaya untuk berperan lebih jauh mengembangkan organisasi HIPMI. Rama dinilai telah mengorbankan idealisme dan integritas HIPMI Jaya yang selama 41 tahun, selalu menjaga integritasnya dengan mendukung Kader dari BPD HIPMI-nya sendiri. Hal itu sebagaimana diungkap oleh salah seorang pengurus Hipmi, Reza Irsyad Aminy.
Pengurus dan anggota HIPMI Jaya menurut Reza memang patut kecewa terhadap Kepemimpinan Rama Datau. Dimana dalam Munas XV HIPMI yang digelar di Jawa Barat beberapa saat lalu, ada dua kader terbaik HIPMI Jaya yang maju memperebutkan kursi Ketua Umum BPP HIPMI, yaitu Andhika Anidyaguna (Ketua Umum BPD HIPMI Jaya 2011-2014) dan juga Bayu Priawan Djokosoetono (Bendahara Umum BPP HIPMI 2011-2014). “Namun sayangnya Rama Datau dkk, sebagai perwakilan dari BPD HIPMI Jaya, mengalihkan dukungan kepada Bahlil Lahadalia hanya karena dijanjikan ‘benefit dan bantuan program’, dan ini tidak dibantah oleh Rama Datau. Dalam BPL tadi dia mengakui kesalahan tersebut. Rama tidak mampu mempertanggungjawabkan sikap politiknya,” ungkap Reza.
Senada dengan Reza, Ketua Kompartemen Bidang Hubungan Internasional BPD HIPMI Jaya, Bimo Prasetio menyampaikan bahwa sikap politik yang diambil Rama telah mencederai hasil rekomendasi Musyawarah Daerah (Musda) XVBPD HIPMI Jaya. ” Sudah jelas dalam Musda XV BPD HIPMI Jaya, telah mengamanahkan bahwa suara HIPMI Jaya hanya untuk kader BPD HIPMI Jaya. Seharusnya Ketua Umum itu sebagai pengemban amanah Musda, bukan malah mencederainya,” ungkap Bimo.
Oleh karena, jajaran pengurus dan anggota HIPMI Jaya akan memberikan Mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan Rama Datau. Bahkan ada desakan untuk dilaksanakannya Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub). “Kami tidak ada dendam pribadi dengan Rama. Bahkan saya dulu adalah salah satu orang yang berjuang mendukung Rama menjadi Ketua Umum BPD HIPMI Jaya. Yang saya pertanyakan adalah integritas Rama Datau dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum HIPMI Jaya,” papar Reza.
Desakan untuk dilaksanakannya Musdalub ini nampaknya semakin menguat. Hanya dalam hitungan jam saja, gerakan ini sedikitnya telah mengumpulkan ratusan tanda tangan petisi mosi tidak percaya terhadap Rama. Dan jumlah ini diyakini akan meningkat.
Suasana rapat BPL BPD HIPMI Jaya yang digelar di Red box Cafe di Kebayoran Baru memang sempat memanas beberapa kali. Hal ini bukan hanya karena pembahasan rapat yang begitu alot, namun juga karena mekanisme persidangan yang dinilai kurang demokratis. ” Ada suara yang mencoba menghambat aspirasi para pengurus BPD HIPMI Jaya, dan hak dari setiap pengurus untuk meminta penegasan atas sikap Ketua Umum BPD HIPMI Jaya,” tambah Ketua Kompartemen Bidang infrastruktur dan Property, Amien Balubaid. (Ian)
Redaktur: Herman Wahyudi