Ini Alasan Mentri Rini Soemarno Layak Di Reshuffle Berdasarkan Survei

YOGYAKARTA – Mentri Negara BUMN Rini Soemarno terus saja mendapatkan sorotan publik terkait kinerjanya sebagai mentri. Rini selalu dikaitkan-kaitkan dengan isu reshuffle kabinet kerja yang berhembus kencang akhir-akhir ini. Mentri Rini pun dianggap layak di di reshuffle oleh banyak kalangan.

Hasil survei terbaru dari Badan Penelitian dan Pengembangan Federasi Serikta Pekerja BUMN bahkan menyebut 88,3 persen responden merekomendasikan Mentri Rini untuk direshuffle. Hal itu salah satunya terkait kinerja Mentri Rini yang dianggap tidak sejalan dengan cita-cita Trisakti dan Nawacita presiden Jokowi.

Dari 937 responden yang bekerja di lingkungan BUMN, sebanyak 87,3 persen menggap Mentri Rini tidak berpihak pada nawacita dan Trisakti. Bahkan Mentri Rini dianggap lebih perpihak pada asing dengan nasionalisme yang rendah. Hanya 7,2 persen yang menganggap politisi PDI-P itu bekreja dengan prinsip-prinsip nasionaliseme. Sementara sisanya, 5,5 persen mengaku tidak tahu.

Penilaian terhadap Rini yang sangat rendah dikatakan ada kaitannya dengan kebijakannya terkait proyek Telin 3, yaitu pembangunan fasilitas data center dan telekomunikasi di Jurong, Singapura. Rini dianggap lebih berpihak pada asing dengan menggandeng Singapura ketimbang perusahaan dalam negeri dan membangunnya di negeri sendiri.

“Rini harusnya lebih mempercayakan penempatan pusat data tersebut di Indonesia dengan meningkatkan kapasitas BUMN telekomunikasi. Bukan ditempatkan di luar, tapi lakukanlah upgrade BUMN bidang telekomunikasi,” pungkas Kepala Balitbang FSP BUMN Bersatu, Supriyono dalam keterangan persnya kepada Jogjakartanews.com, Kamis (22/06/2015).

Dari dari sisi keamanan dan pertahanan negara serta nasionalisme, menurut responden tindakan Rini Sumarno dianggap dapat memabahayakan kedaulatan Negara. Sebab Telkom merupakan perusahaan pelat merah yang banyak digunakan layanannya oleh para pimpinan negara untuk berkomunikasi. Ia menilai dengan menempatkan data center di Singapura maka peluang terjadinya kebocoran rahasia negara terbuka lebar.S

Survei oleh Balitbang FSP BUMN Bersatu tersebut dilakukan terhadap 937 pekerja yang bekerja dilingkungan BUMN dengan populasi sebesar 774.000 karyawan yang tersebar diseluruh Indonesia ,Metodelogi yang digunakan adalah Metode Multistage random sampling dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan mengunakan margin error +/- 3.2 persen. (pr)

Redaktur: Herman Wahyudi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com