YOGYAKARTA – Batik yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia bukan sekadar karya seni semata namun juga memiliki nilai filosofis yang sangat luhur.
“Batik sebagai icon budaya bangsa memiliki keunikan dan simbol filosofi yang dalam, yang mencakup siklus kehidupan manusia. Batik bukan hanya dianggap budaya asli Indonesia, tetapi diakui sebagai representasi budaya tak benda dari kemanusiaan,” tutur Gubernur DIY, Sultan HB X sebagaimana dikutip dari pers rilis resmi Pemda DIY, Selasa ( 06/10/2015).
Makna filosofis batik tersebut, sebelumnya disampiakan Sri Sultan dalam Selebrasi Jogja Kota Batik di Pagelaran Kraton Yogyakarta pada Senin (05/10/2015) . Dalam kesempatan yang sama Gubernur DIY melakukan penandatangan prangko Batik. Turut hadir dalam kesempatan tersebut unsur Forkompimda, Jajaran SKPD DIY, Para pecinta batik diantaranya Ketua Perkumpulan Pecinta Batik Sekarjagat, Suliantoro Sulaiman
Sekadar mengingatkan, Yogyakarta menyandang predikat sebagai kota batik dunia (The World Craft City of Batik) yang ditetapkan dalam peringatan WCC World Craft Council (WWC) yang ke 50 di Don Young, Cina tanggal 18 oktopber 2014 yang lalu.
Pengakuan tersebut dilandaskan pada 7 kriteria teknis yang ditetapkan oleh WCC dalam program Kota Kerajinan Dunia, yaitu meliputi nilai-nilai : historical, cutural, transgeneration, economic, green, global and consistency.
Dengan predikat tersebut diharapkan akan menjadi pemicu semangat bagi para pengrajin batik di DIY untuk berkarya lebih baik lagi, sehingga Batik Jogja menjadi Primadona bukan hanya di Indonesia namun di dunia internasional. (pr*)
*Sumber: Pers Rilis Humas Pemda DIY