Petani Tembakau Terpuruk, Produksi Turun Hingg 50%

YOGYAKARTA – Nasib petani di indonesia kian terpuruk. Menurut Data, Badan Pusat Statistik (BPS) yang dilansir Senin (01/08/2016) mencatat terjadi penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) di Bulan Juli 2016 sebesar 0,08 persen dibanding bulan sebelumnya. BPS mencatat, September 2015  indeks kedalaman kemiskinan naik 1,84 menjadi 1,94 nang Maret 2016.

BPS dan Bank Indonesia, juga  mencatat Indeks keparahan kemiskinan secara nasional juga meningkat dari 0,51 menjadi 0,52.

Keterpurukan terparah dialami petani tembakau. Sebab, tahun ini produksi merosot hingga 50% dari tahun lalu yang mencapai 163 ribu ton. Tak hanya penurunan produksi, jumlah lahan juga berkurang hingga 197 ribu hektar.

Ketua Umum Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), Soeseno mengatakan, penurunan produksi tembakau diantaranya akibat dampak badai La Nina. Akibatnya, petani terpaksa tidak menanam tembakau, tapi ditanami tanaman lain seperti jagung, dan lainnya.

“Akibat La Nina petani juga gagal panen karena tanaman tembakau rusak terkena air hujan dimusim kemarau ini,” katanya pada wartawan saat rapat pimpinan nasional APTI di Yogyakarta, Rabu (03/08/2016).

Produksi tembakau tahun 2015 lalu mencapai 163 ribu ton. Sementara saat ini, diprediksi produksi tembakau yang dihasilkan petani hanya berkisar diangka 80 ribu ton.

Soeseno mencontohkan sentra produksi tembakau terbesar di Jawa, seperti di Jember, Bojonegoro, hingga Madura gagal panen. Hampir 40 hingga 60 persen tembakau rusak oleh cuaca. Sedangkan sisa hasil panen yang bisa diselamatkan, harganya rendah, karena kualitasnya berkurang. (kt 1)

Redaktur: Rudi F

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com