YOGYAKARTA – Pemaparan Visi- Misi Gubernur dan Wakil Gubernur 2017-2011 yang telah ditetapkan dan dibacakan pada 2 Agustus 2017 pada Sidang Paripurna DPRD DIY lalu, menitikberatkan pada pembangunan kawasan selatan Daerah Istimewa Yogyakarta yang merupakan kawasan laut. Gagasan besar tersebut mendapat apresiasi dari Ikatan Keluarga Besar Alumni Lemhannas IKAL Komisariat Daerah Istimewa Yogyakarta ( IKAL DIY ).
Menurut Ketua IKAL DIY, Sigiyanto Harjo Semangun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DIY tahun 2017-2022 dengan konsep “Renaisans Yogyakarta” merupakan harapan baru masyarakat Yogyakarta. Sebab menurutnya RPJMD yang bertemakan “Abad Samudera Hindia” tersebut dengan latar belakang pemikiran fenomena Indian Ocean Rim Association (IORA), fenomena kra-kanal atau thai-canal project, fenomena kemiskinan di kawasan Yogyakarta bagian Selatan, dan fenomena kesejarahan.
“DIY memiliki modal yang cukup untuk mewujudkan visi tersebut. Keberhasilan suatu pembangunan, terletak pada tiga faktor kontrol, yaitu faktor politik, ekonomi, dan budaya. Secara politik visi sebagai tuntunan tersebut sudah dibuat dan ditetapkan sebagai RPJMD. Secara ekonomi sangat layak karena pembangunan kawasan Selatan Yogyakarta sebagai salah satu pintu gerbang berbasis maritim sangat dimungkinkan bersinergis dengan visi nasional sebagai poros maritim dunia. Kami dari IKAL DIY mendorong visi itu,” tutur Sugiyanto kepada wartawan, Minggu (15/10/2017) sore.
Dikatakan Sugiyanto, fenomena –fenomena yang melatari RPJMD sebagai tontonan telah dijawab dalam bentuk tuntunan untuk mengantarkan masyarakat DIY secara khusus dan masyarakat Indonesia secara umum, memasuki Abad Samudera Hindia. RPJMD sebagai tuntunan, kata dia, dikuatkan secara struktur menjadi visi dengan konsep Renaisans Yogyakarta sebagai dasar dalam pembentukan tatanan baru untuk melahirkan tradisi baru.
“Tatanan tersebut tetap mengacu pada nilai-nilai luhur, hamemayu hayuning bawana secara makro dan Hamemayu Hayuning Ngayogyakarto Hadiningrat” secara mikro. Secara budaya, DIY memiliki modal besar karena kaya akan nilai-nilai luhur sebagai tuntunan dan menjadi salah satu kota pendidikan terbesar di Indonesia. Menjadikan DIY sebagai candra dimuka sector pertanian dan maritime adalah potret dari garis imajiner Yogyakarta yang menghubungkan Gunung Merapi, Kraton, hingga Laut Selatan,” kata Sugiyanto yang Alumni Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Indonesia (UI).
Lebih lanjut Sugiyanto memaparkan, pembangunan kawasan Selatan Yogyakarta sebagai gerbang peradaban Abad Samudera Hindia sebagai implementasi among tani dagang layar. Menurutnya, pembangunan yang dimulai dari kawasan utara sampai selatan dari pengelolaan hasil pertanian sampai ke lautan melalui nilai-nilai kearifan lokal, serta dengan daya saing global menjadi mutiara yang istimewa. Karena secara ekonomi dan geopolitik menurut Sugiyanto bernilai sangat strategis.
“Untuk itu diperlukan suatu model integrasi dari segala potensi yang ada, sehingga setiap komponen dapat menjadi maksimal pada fungsinya masing-masing dalam membangun suatu peradaban modern yang berlandaskan nilai-nilai luhur yang sudah diwariskan secara turun-meurun. Pola pembangunan Mataram yang direfleksikan secara kesejarahan oleh situs Petilasan Selo Gilang dapat dijadikan sebagai salah satu tuntunan, bahwa manusia harus berharmonisasi dengan lingkungan alam sekitarnya. Sebab untuk mengenal Sang Penciptamu, kenalilah dirimu, untuk mengenal dirimu, kenalilah nilai luhur budayamu. Oleh karena itulah kamu menjadi istimewa seperti istimewanya Yogyakarta,” tukas tokoh nasional alumni SMA N 1 Sleman ini.
Melalui kapasitas dan kapabilitas yang dimiliki DIY, Sugiyanto optimistis Pemerintah DIY akan mampu melaksanakan program pembangunan atas nilai lokal berdaya saing global. Dia berharap, dengan dilantiknya Sri Sultan Hamengku Buwono X dan KGPAA Paku Alam X menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DIY periode 2017-2022, di Istana Negara Jakarta oleh Presiden Joko Widodo pada Selasa (10/10/2017), DIY mampu menjadi role model pembangunan Indonesia berbudaya dengan berdaya saing global.
“Semoga keistimewaan DIY dapat menjadi tontonan sekaligus tuntunan dalam membangun tatanan Indonesia berbudaya, bermartabat, berdaya saing global. Nderek Mangayu bagyo atas pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY,” Tutup Sugiyanto Harjo Semangun. (rd)
Redaktur: Ja’faruddin AS