Bentuk Banteng Sejati, Loyalis Marhaenisme Berkomitmen Kembali Menangkan PDIP

BANTUL –  Loyalis Marhaenisme yang diklaim sebagai ajaran Presiden Soekarno membentuk organisasi Banteng Sejati, untuk menguatkan Partai Demokrasi Indonesia – Perjuangan (PDIP).

Menurut Ketua Umum Banteng Sejati, Endardi, Banteng Sejati merupakan organisasi massa (Ormas) sayap PDIP yang sangat berguna untuk membesarkan partai. Banteng sejati, kata dia, diibaratkan sebuah Sekoci untuk PDIP,

“Banteng Sejati sebenarnya sudah dibentuk sebulan lalu di Sleman. Saat ini masih proses didaftarkan ke Kemenhum dan Ham RI.  Hari Minggu (25/02/2018) kemarin adalah deklarasi dan pelantikan Pengurus Cabang dari lima kabupaten dan kota se DIY,” katanya dalam keterangan pers, Selasa (27/02/2018).

Penasehat Banteng Sejati, Nuryadi, S.Pd menegaskan, Banteng Sejati adalah organ taktis untuk pemenangan PDIP dalam Pilkada serentak tahun 2018 dan Pemilu 2019 mendatang.  Ia menegaskan, salah satu tugas Banteng Sejati adalah harus mampu mengembalikan semua elemen yang pernah digaris depan PDI era tahun 1973 hingga 1996,

“Juga harus bisa menyatukan semua elemen pendukung Pro Mega (Megawati Soekarno Putri, red) tahun 1996 hingga 1998, serta elemen lainnya yang mendukung PDI Perjuangan dari tahun 1999 hingga kuat sampai sekarang,” tandasnya.

Sementara Ketua Keluarga Besar Marhaen (KBM) DIY, Agus Subagyo mengatakan dasar pemikiran munculnya Banteng Sejati adalah menegakkan kembali nasionalisme yang berakar dari Marhaenisme. Ideologi Marhaenisme, kata dia, telah dirumuskan oleh Bung Karno.

“Bung Karno menggunakan marhaenisme sebagai alat untuk mencari merumuskan PANCASILA sebagai Dasar filosofi, Pandangan hidup bangsa maupun dasar negara RI. Selanjutnya akan diperkuat dengan UUD 45 maupun Bhineka Tunggal Ika,” ujarnya.

Dengan dasar Marhaenisme, kata Agus, maka akan  menciptakan peri kehidupan yang tidak menindas serta tidak melakukan penghisapan pada sesema manusia. Konteksnya adalah hidup bersama bergotong royong saling selaras diantara sesama anak bangsa.

“Itulah sosialisme Indonesia sosialisme Pancasila. Nah dagan begitu marhaen akan tiada melalui sosialisme indonesia. Kalo membaca indonesia tentu tidak lepas yang namanya Pancasila , UUD 45, NKRI maupun Bhineka Tunggal Ika dan Merah Putih, Bahasanya dan semua yang ada di indonesia
Itulah marhaenisme Indonesia karya Bung Karno,” pungkasnya.

Sekadar Informasi, deklarasi dan pelantikan Pengurus Cabang Banteng Sejati se DIY pada Minggu (25/02/2018) yang lalu digelar di rumah kader Marhaen, Drajat Mardika, di Dusun Karangjati, Kasihan, Bantul. Adapun yang dilantik diantaranya sebagai Ketua Banteng Sejati Kota Yogyakarta adalah Turino. Ketua Banteng Sejati Bantul Susilo. Ketua Banteng Sejati Kulon Progo Heri S. Ketua Banteng Sejati Gunungkidul S Warto dan Sleman Purwanto. SE. (kt1)

Redaktur: Rudi F

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com