Kecam Pesekusi di CFD, Sejumlah Ormas dan Aktivis Menggagas Aksi Nyata Untuk Indonesia

JAKARTA –Kegiatan Car Free Day (CFD) yang bernuansa politik praktis di kawasan Sudirman -Thamrin Bundaran Hotel Indonesia Jakarta Pusat, Minggu (29/04/2018) lalu menuai kecaman kalangan Organisasi Massa dan Aktivis. Terlebih, sekelompok peserta jalan sehat CFD yang mengenakan kaos bertuliskan #2019GantiPresiden ditengarai melakukan tindakan tidak menyenangkan terhadap masyarakat yang berbeda pandangan.

Menyikapi hal tersebut, sejumlah organisasi masyarakat (Ormas), komunitas dan aktivis antara lain dari Front Pemuda Islam Indonesia (FPII), Forum Aktifis Jakarta (FAJAR) dan sejumlah organisasi mahasiswa dan pemuda kedaerahan, mendeklarasikan gerakan #AksiNyataUntukIndonesia di sebuah hotel di kawasan Keramat Raya Jakarta Pusat, Kamis (03/05/2018).

Salah satu inisiator #AksiNyataUntukIndonesia, DR. Agus Hari Hadi, MT mengungkapkan, sesuai Peraturan Gubernur Nomor 12 Tahun 2016 tentang Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD), seharusnya dimanfaatkan untuk kepentingan lingkungan hidup, olah raga, seni dan budaya, bukan untuk kegiatan politik,  

“CFD diwarnai dengan kegiatan bernuansa politik dan kampanye Capres. Sekelompok orang dengan kaos #GantiPresiden2019 dalam kegiatan tersebut melakukan perilaku Diskriminasi, Intimidasi dan Persekusi terhadap kelompok yang berseberangan pendapat,” ujar Agus, dalam keterangannya kepada media, belum lama ini.

Menurut akademisi pada salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta ini, tindakan persekusi peserta CFD berkaos #2019GantiPresiden bahkan dilontarkan kepada Anak-Anak yang bersama orang tuanya menggunakan kaos #DiaSibukKerja, saat melintas di Bundaran HI,

“Anak-anak  juga menjadi korban perilaku primitif yang sama sekali tidak mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Ini memperihatinkan,” tukasnya.

Untuk itu Agus mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia yang tergerak hatinya untuk menciptakan demokrasi yang bermartabat sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, menyatakan sikap terkait insiden demokrasi di CFD tersebut.

Agus menjelaskan, #AksiNyataUntukIndonesia dengan tegas mengecam perbuatan oknum yang melakukan diskriminasi dan  intimidasi karena perbedaan pandangan politik dalam acara CFD 29 April 2018 serta mendukung aparat untuk melakukan penegakan hukum. Kedua, mengajak untuk saling menghargai hak asasi dan perbedaan pandangan antar anak bangsa dengan tidak mendiskriminasi yang menyudutkan salah satu kelompok atau golongan manapun,

“Ketiga, Melakukan refleksi untuk mengembalikan nilai-nilai luhur dan budaya bangsa sesuai dengan Pancasila di tengah derasnya arus Globalisasi,” ungkap Agus.

Sampai saat ini, Agus mengklaim sudah lebih dari 200 komunitas, ormas dan perorangan yang memberikan dukungan #AksiNyataUntukIndonesia. Selain itu menurutnya dukungan juga datang dari sejumlah tokoh-tokoh nasional yang prihatin atas kejadian intimidasi dan persekusi pada CFD lalu antara lain, Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, J kristiadi (Peneliti CSIS), Bambang DH (Mantan Walikota Surabaya), DR. Marlina Irwanti (Anggota DPR RI), DR. Agus Hari Hadi (Akademisi), Nevi Marlina (Pengusaha/aktifis), KH Ahmad Bagdja (Tokoh Agama).

“Tentu saja ini hal yang baik bahwa intimidasi dan persekusi karena perbedaan pandangan dalam politik adalah keprihatinan bersama yang harus di lawan bersama sama,” pungkas Agus. (kt5)

Redaktur: Fefin Dwi. S

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com