YOGYAKARTA – Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara (PSPBN) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar Focused Group Discussion (FGD) bersama sejumlah tokoh Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), di Gedung. Prof. KH. Saifuddin Zuhri (PAU) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Rabu (15/08/ 2018).
FGD tersebut digelar dengan bekerjasama Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL) Komisariat DIY, sebagai kegiatan menyambut peringatan HUT RI ke 73. Tema yang diangkat dalam FGD adalah ‘Tantangan Nasionalisme di Tengah Tantangan Kekuatan Global’.
Tokoh-tokoh DIY yang hadir sebagai narasumber yaitu, Sugiyanto Harjo Semangun, SE, M.Si (Ketua IKAL DIY), Hery Zudianto SE., Akt, M.M. (Mantan Wali Kota Yogyakarta), Hari Dandi (Dewan Pendidikan DIY), Dr. Alim Roswantoro, MA (Dekan FUPI UIN Sunan Kalijaga sekaligus Akademisi UII), dan Dr. Hery Santosa (Ketua Pusat Studi Pancasila UGM). Sementara itu sebagai moderator, Retna Susanti, SH (FKDM Bantul).
Ketua Pelaksana Kegiatan, Dr. Masroer Ch. Jb., M.Si. mengatakan, FGD bertujuan untuk meningkatkan kesadaran nasionalisme Indonesia ditengah kekuatan global serta mengembangkan nilai-nilai nasionalisme Indonesia ditengah perubahan dunia,
“Selain itu, FGD juga bertujuan untuk merumuskan konsep nasionalisme Indonesia di tengah perubahan global,” ungkapnya di sela-sela kegiatan.
Dikatakan Masroer, FGD ini menyasar kelompok akademisi dan aktivis, pengurus IKAL DIY dan PSPBN UIN Sunan Kalijaga, Dosen Pancasila dan Kewarganegaran, dengan jumlah 100 orang.
Ia menguraikan, kegiatan berisi tiga pemikiran dasar. Pertama, kata dia, mengeksplorasi tantangan eksistensi nasionalisme Indonesia ditengah kekuatan global,
“Kekuatan global yang masuk melalui perkembangan teknologi informasi dan teknologi transportasi mau tidak mau telah membawa dampak yang besar bagi bagi Indonesia, terutama tergerusnya nilai-nilai nasionalisme Indonesia dalam hal kedaulatan budaya, ekonomi dan sosial politik,” ujar Masroer yang juga sekretaris PSPBN UIN Sunan Kalijaga.
Lebih lanjut dijelaskan Masroer, pemikiran kedua adalah sinergitas kebutuhan antar institusi, khususnya PSPBN UIN Sunan Kalijaga dengan IKAL DIY dalam memperkokoh kesadaran pentingnya nilai-nilai nasionalisme Indonesia ditengah perubahan dunia. Ketiga, imbuh Masroer, FGD digelar untuk memetakan dan menganalisis tantangan nasionalisme Indonesia ditengah kekuatan global.
Dengan FGD Masroer berharap akan terwujud kesadaran nasionalisme Indonesia ditengah kekuatan global, sehingga kian mengokohkan nilai-nilai nasionalisme Indonesia,
“Dengan FGD yang menghadirkan tokoh-tokoh DIY yang berkompeten ini diharapkan dapat terumuskannya konsep nasionalisme Indonesia ditengah perubahan global dalam rupa laporan cetak biru,” pungkasnya. (rd)
Redaktur: Ja’faruddin. AS