YOGYAKARTA – Rois Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Daerah Istimewa Yogyakarta (PW NU-DIY), Drs. KH Mas’ud Masduki mengimbau warga NU agar tetap menjaga suasana kondusif di tahun politik jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 ini dengan mengedepankan ukhuwah wathaniyah (persaudaraan bangsa).
“Kami mengimbau agar masyarakat, khususnya warga Nahdliyin di DIY, agar menjaga suasana Pemilu sekondusif mungkin dan kedepankan ukhuwah wathaniyah. Berpartisipasi dengan wajar dan bertanggung jawab, agar tercipta Pemilu yang berkualitas. Terlebih, yogyakarta ini kota pelajar, kota budaya dan daerah istimewa, harus kita jaga bersama,” tuturnya saat menghadiri deklarasi Pemilu 2019 damai oleh santri dan masyarakat Pondok Pesantren (Ponpes) Ar Robithoh, Dusun Krapyak, Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Sleman, Kamis (11/08/2018) siang.
Menurut Kyai Mas’ud yang sekaligus pengasuh Ponpes Ar Robithoh, Pemilu merupakan agenda lima tahunan untuk memilih para pemimpin baik di legislatif maupun eksekutif untuk menata kembali negara agar lebih baik pada masa mendatang. Oleh karenanya, kata Kyai Mas’ud, hendaknya masyarakat, umat islam, khususnya warga NU DIY menyambut Pemilu dengan suasana sejuk dan damai.
Diingatkan Kyai Mas’ud, jangan sampai dalam Pemilu masyarakat mengikuti nafsu, namun tetap menjaga akhlakul karimah (perbuatan yang baik), berjiwa besar, serta senantiasa berpegang pada ilmu agama. Ia menjelaskan, Rasulullah, Muhammad SAW adalah teladan yang terbaik untuk diikuti,
“Sifat-sifat sebagaimana yang dicontohkan Rosulullah, seperti sabar, tidak saling merendahkan, ini yang harus dimunculkan, ditumbuh-kembangkan. Persoalan beda pilihan itu soal batiniah, jangan kemudian karena beda pilihan, persoalan yang sebenarnya sepele kemudian dibesar-besarkan. Hendaknya jika ada masalah maka utamakan silaturahmi dan musyawarah,” tuturnya.
Dalam Pemilu 2019 dimana Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden dilangsungkan secara bersamaan, menurut Kyai Mas’ud, sangat penting untuk semua elemen bangsa menahan diri dari perbuatan syetan seperti menyebar fitnah, hoax dan saling menghujat. Perbuatan negatif tersebut, kata dia, hanya akan merugikan Bangsa Indonesia, karena menimbulkan perpecahan.
Dijelaskan Kyai Mas’ud, ummat Nabi Muhammad SAW diperintahkan Allah SWT agar masuk Islam secara kaffah. Makna Kaffah, kata dia, sangat luas cakupannya, antara lain jangan membuat kerusakan dan menjadikan sesama hamba Allah sebagai saudara. Oleh karena itu, ia menilai deklarasi pemilu damai oleh para santri penting agar tetap menjaga persatuan umat dan bangsa,
“Deklarasi ini yang diikrarkan, tapi isi dari deklarasi ini saya kira juga seperti yang diinginkan masyarakat, meski tidak sama persis. Kita yakin masyarakat punya jiwa dan keinginan yang baik terhadap bangsa dan negara. Kita mendeklarasikan pemilu damai karena kita ingin mendukung apa yang ada di benak masyarakat, yang secara tulus menginginkan ketentraman dalam hidupnya,” ujarnya.
Selain itu, Kyai Mas’ud menandaskan, menjaga ukhuwah wathaniyah sama halnya menjaga bangsa. Menjaga bangsa, kata dia, merupakan bentuk kesyukuran terhadap Allah SWT atas anugerah hidup di negara yang meski beragam ras, suku bangsa, agama dan golongan namun bisa hidup berdampingan dengan damai,
“Perbedaan itu rakhmat. Beda itu ibarat bumbu masakan yang saling melengkapi, sehingga membuat masakan jadi enak. Jadi jangan sampai perbedaan itu dijadikan sumber perpecahan,” tutupnya. (rd)
Redaktur: Ja’faruddin. AS