Perang Terhadap TBC Berarti Perangi Kemiskinan

YOGYAKARTA – Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Daerah IV/Diponegoro, Septi M Effendi membuka acara ceramah tentang pencegahan penyakit TBC dalam rangka HUT Persit Kartika Chandra Kirana Tahun 2019, Kamis (14/03/2019) di Aula Makorem 072/Pamungkas. 

Dalam sambutannya, Septi mengatakan TBC atau Tuberkulosis merupakan penyakit lama yang masih menjadi pembunuh terbanyak diantara penyakit menular,

“Dunia pun masih belum bebas dari TBC. Kondisi ini tentunya terbilang sangat memperihatinkan,”  ucapnya.

Besar dan luasnya permasalahan akibat TBC, lanjutnya mengharuskan semua pihak untuk dapat berkomitmen dan bekerjasama dalam melakukan pencegahan dan pengendalian TBC.

“Kerugian yang diakibatkan sangat besar, bukan hanya dari aspek kesehatan semata tetapi juga dari aspek sosial maupun ekonomi,” katanya.

Dengan demikian, Septi menandaskan, TBC merupakan ancaman terhadap cita-cita pembangunan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh,

“Karenanya perang terhadap TBC berarti pula perang terhadap kemiskinan, ketidakproduktifan, dan kelemahan akibat TBC,” terangnya Septi.

Dia juga mengingatkan untuk selalu hidup sehat dengan berolahraga secara teratur, tidak merokok, serta waktu tidur cukup.

Sementara itu, dr Nindya Pratita, Sp.T.H.T.K.L yang menjadi narasumber dalam ceramah pencegahan penyakit TBC menyebutkan, Indonesia menjadi peringkat kedua setelah India dalam negara dengan jumlah penderita TBC terbesar,

“Ini data dari WHO, Indonesia diperingkat kedua setelah India, dan disusul oleh Tiongkok,” katanya.

Untuk tingkat keberhasilan pengobatan TBC sepanjang tahun 2008-2009 pernah mencapai 90 persen,

“Tingkat keberhasilan pengobatan TBC secara nasional per tahun 2016 dipegang oleh Kalimantan Selatan 94,2 persen dan terendah Papua Barat 56,9 persen,” imbuhnya. (kt1)

Redaktur: Faisal


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com