Lebaran Demokrasi, Ketum HMI Jateng DIY Imbau Kader Pulang Kampung

SALATIGA – Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam Badan Koordinasi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Ketum HMI Badko Jateng-DIY), Sahal Munir mengimbau seluruh Kader HMI di Jateng dan DIY untuk pulang kampung mensukseskan Pemilu 2019.

Sahal,juga meminta kader HMI untuk turut menjaga suasana Pemilu yang kondusif. Menurutnya, keriuhan ruang publik dengan tema politik akan segera menemukan jawabannya. Proses kampanye yang mengahabiskan waktu berbulan-bulan sudah selesai hari ini, memasuki masa tenang.

“Penyelenggara pemilu mewajibkan seluruh peserta pemilu untuk menjaga kondusifitas suasana menjelang hari pemungutan suara, Rabu 17 April 2019 besok,” katanya kepada wartawan di Salatiga, Minggu (14/04/2019).

Sahal menandaskan, HMI sebagai bagian dari elemen masyarakat turut berpartisipasi dalam agenda kebangsaan ini. HMI, kata dia,  ikut mendaftarkan diri sebagai kelompok Pemantau Pemilu di Indonesia, dengan tujuan memberikan dukungan terhadap penyelenggara Pemilu untuk menjaga profesional dan integritasnya, serta menjaga pemilu dari pihak-pihak yang ingin mendelegitimasi hasil Pemilu tahun ini,

“Kader HMI harus ambil bagian dari agenda partisipasi kebangsaan, memastikan proses pemilihan umum tahun ini  berjalan dengan baik,” tukas Sahal

Sahal menyerukan kepada seluruh kader HMI untuk merayakan lebaran demokrasi di rumah masing-masing. Menyambung silaturahim dengan sanak saudara, berjumpa kawan lama. Saling memberikan informasi atas pengalaman dan kegiatan positif sehari-hari,

“Banyak hal yang bisa kita lakukan, ketika pulang ke kampung. Bercengkerama dengan kawan lama, mencairkan kebekuan ruang publik dan menghangatkan persaudaraan,” tambahnya.

Di sisi lain Sahal berujar, Kader HMI yang pulang kampung juga dapat melihat kondisi riil masyarakat di desanya dengan melihat pelaksanaan pemungutan, penghitungan hingga rekapitulasi suara dan memastikan berjalan dengan baik sarat kerukunan-persaudaraan,

“Bertukar informasi mengenai masa depan desa-kota dengan saudara atau teman. Atau bisa juga bertemu dengan orang-orang yang di desa untuk membicarakan perkembangan desa dan berbagi strategi percepatan pembangunan,” ujarnya.

Dikatakan Sahal, sehari setelah pemungutan selesai, maka narasi yang diarusutamakan adalah kerukunan, persaudaran, dan kebersamaan. Perbedaan dalam argumentasi ruang publik merupakan hal yang wajar, harus dihargai dengan penuh penerimaan,

“Saya juga berharap seluruh elemen masyarakat dapat tetap menjaga persaudaraan, kerukunan, dan kebersamaan selama masa tenang pemilu. Lebih-lebih setelah hasil pemilu diumumkan” tutupnya. (kt1)

Redaktur: Faisal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com