Persiapkan Bonus Demografi, Sensus Penduduk 2020 Penting

YOGYAKARTA – Pada 2030-2040 Indonesia diprediksi akan mengalami bonus demografi dimana usia produktif Indonesia mencapai 64% dari total jumlah penduduk yang diproyeksikan mencapai 290juta jiwa.

Terkait hal tersebut,Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X  menilai Sensus Penduduk 2020 bisa menjadi jalan agar Indonesia bisa memetik manfaat maksimal dari bonus demografi. Menurutnya, sensus penduduk bertujuan memperbaharui data kependudukan secara menyeluruh tentang jumlah, komposisi, distribusi dan karakteristik penduduk Indonesia.

“Karenanya, Sensus Penduduk (SP) 2020 dapat dijadikan langkah awal mempersiapkan generasi maju bagi bangsa Indonesia ke depan,” tutur Sri Sultan dalam Pembukaan Rapat Teknis Nasional (Rateknas) Kepala BPS Kabupaten/Kota 2019 di Hotel Alana Yogyakarta pada Selasa (10/09/2019).

Sri Sultan menjelaskan, SP 2020 menjadi momen penting karena ketersediaan sumber daya manusia yang melimpah juga harus diimbangi dengan peningkatan kualitas kompetensinya. Hal ini, kata dia, untuk menghadapi keterbukaan pasar tenaga kerja.

Diungkapkan Sri Sultan, untuk DIY, bonus demografi telah tercapai pada 2015 lalu, meski saat itu Kabupaten Kulon Progo dan Gunungkidul belum memgalami bonus demografi. Namun demikian, kata dia, pada tahun 2018, semua wilayah DIY mengalami bonus demografi, yakni Kulon Progo sebesar 66,99%, Bantul 69,10%, Gunungkidul 67,19% Sleman 68,84%, dan Kota Yogyakarta 71,06%. Untuk DIY dengan jumlah penduduk 3.631.015 jiwa, rerata generasi muda mencapai 68,5%.

“Jumlah penduduk usia produktif yang melimpah ini harus didorong agar mampu memggeliatkan roda perekonomian, serta mesin penggerak pertumbuhan ekonomi. Jangan sebaliknya, melahirkan generasi tidak kompeten karena miskin kreativitas dan inovasi. Generasi produktif adalah modal bagi kita menuju Indonesia Emas 2045,” ungkapnya dikutip dari keterangan pers Humas Pemda DIY.

Untuk menghadapi SP 2020, Sri Sultan berharap agar jajaran BPS mengawalinya dengan upaya menyamakan persepsi langkah dan strategi di seluruh daerah. Untuk menyamakan persepsi, Rateknas dinilai menjadi forum yang tepat.

“Dalam hal ini, Pemda DIY beserta Pemerintah Kabupaten/Kota siap bersinergi dan berpartisipasi dalam SP 2020 menuju data kependudukan yang lebih baik lagi. SP 2020 bukan hanya milik BPS, tapi seluruh rakyat bangsa ini, maka perlu didukung,” tegas Sri Sultan.

Sementara itu Kepala BPS RI Suhariyanto, yang menghadiri Rateknas mengatakan, pada SP 2020 akan diberlakukan sistem pendataan baru yakni metode kombinasi.

Menurutnya untuk daerah yang dapat dijangkau jaringan internet, akan diberlakukan sensus online sebagai bentuk sinergi pihak pendata dan penduduk yang didata, sedangkan daerah yang belum bisa dijangkau internet akan didata secara konvensional,

“Jika sebelumnya metode konvensional yang digunakan BPS, maka untuk SP 2020 dikombinasikan dengan metode online,” katanya. (kt1)

Redaktur: Faisal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com