JAKARTA – Sebanyak 53 Prajurit Satlinlamil Jakarta mengikuti kursus selam terbatas orientasi bawah air, di Kolam renang, Rawa Badak, Jakarta Utara, Rabu (18/09/2019). Kursus tersebut didukung instruktur oleh Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Koarmada I.
Wakil Komandan (Wadan) Satlinlamil Jakarta Letkol Laut (P) Sobarudin., M. Tr (Hanla) yang bertindak sebagai Perwira Penanggungjawab Latihan mengatakan kegiatan kursus selam terbatas orientasi bawah air ini diselenggarakan mulai 16 – 21 September. Kegiatan dilaksanakan dengan beberapa rangkaian.Daintaranya teori kelas (klasikal) di Gedung Laut Natuna dan praktek dasar di Kolam renang Rawa Badak, sedangkan praktek Open Water akan dilaksanakan di perairan dermaga Kolinlamil.
“Selam merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki prajurit TNI AL, apalagi bagi awak KRI, karena memiliki kegunaan dalam operasi laut seperti mengantisipasi perbaikan kapal pada bangunan bawah air maupun upaya penyelamatan kapal terhadap kebocoran. Selain itu merupakan kemampuan selam tempur khususnya yang harus dimiliki para prajurit pasukan khusus TNI AL (Denjaka, Kopaska dan Taifib) dalam melakukan operasi infiltrasi,” katanya dalam keterangan pers Dispen Kolinlamil yang diterima redaksi jogjakartanews.com, Rabu (18/09/2019).
Ia menambahkan, Pangkolinlamil Laksda TNI Heru Kusmanto, S.E., M.M. melalui Dansatlinlamil memerintahkan agar para peserta kursus mengikuti dengan serius sehingga tujuan kegiatan dapat tercapai.
Sebelum melaksanakan praktek penyelaman, para peserta menerima materi pelatihan selam dasar dari Perwira Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Koarmada I Kapten Laut (P) Suharyono di Gedung Laut Natuna, Mako Kolinlamil.
Komandan Satlinlamil Jakarta Kolonel Laut (P) Hery Winarno, S.E. mengungkapkan, kegiatan kursus selam terbatas orientasi bawah air ini dimaksudkan sebagai bentuk peningkatan kemampuan selam bagi prajurit KRI jajaran Kolinlamil.
“Kegiatan ini untuk meningkatkan kemampuan selam Scuba untuk para prajurit KRI khususnya agar dapat memiliki kemampuan untuk mengatasi permasalahan bawah air”, jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan alumni AAL 1993 ini, dengan memiliki kemampuan selam Scuba, awak KRI akan dapat mendeteksi awal permasalahan yang terjadi dibawah air apabila saat kapal berlayar tanpa perlu harus mendatangkan tim dari Dislambair.
“Jadi jika awak KRI punya kemampuan selam Scuba, bila ada kerusakan yang masih bisa ditangani oleh awak KRI, maka tidak perlu lagi mendatangkan tim Dislambair”, ujar Dansatlinlamil Jakarta. (pr/kt3)
Redaktur: Hamzah