Didik Ninik Thowok Persembahkan Tari Walang Kekek dalam Acara Fall Program Visual Ethnography

YOGYAKARTA – Maestro tari, Didik Ninik Thowok tampil memeriahkan acara online fall program bertema visual etnography yang diselenggarakan Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta, Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta dan Universitas Undhira Bali, belum lama ini.

Dalam acara tersebut Didik Ninik Thowok mempersembahkan Tari Walang Kekek karyanya. Penampilan unik, apik, dan indah, didik menyedot perhatian para mahasiswa dan akademisi dalam acara tersebut. Sesuai tema acara, didik menampilkan tarian yang terdapat percampuran budaya baik nasional maupun luar negeri.

“Didik Ninik Thowok adalah seorang maestro tari yang konsisten mengembangkan seni dan budaya Indonesia di dalam dan luar negeri. Penampilan yang ditunjukkan selalu original dan sangat menarik bagi penonton,” tutur Sekretaris UP 45 sekaligus Kepala Kantor Urusan Internasional Universitas Proklamasi (UP 45) Rr.Putri Ana Nurani,SS,MM yang menjadi salah satu perwakilan UP 45 dalam acara tersebut.

Dihadirkannya Didik Ninik Thowok yang memiliki nama asli Didik Hadiprayitno tersebut, merupakan perwujudan visualisasi seni yang juga menggambarkan tema acara. Etnografi Visual adalah metode penelitian yang memadukan teori dan praktik pendekatan visual untuk belajar dan mengetahui tentang dunia dan mengkomunikasikannya kepada orang lain.

Di sisi lain, Maestro tari kelahiran Yogyakarta 13 November 1954 tersebut memiliki segudang prestasi yang diakui dunia. Didik sangat ahli dalam menjiwai karakter perempuan dalam berbagai daerah seperti tari topeng, Sunda Cirebon, Bali dan Jawa Tengah. Selain itu, tariannya juga mengkolaborasikan budaya internasional.

“Penghargaan yang diterimanya berkat hasil karyanya sangat banyak, tidak hanya produksi tari tradisional, tapi juga tarian komedi, tarian tradisional, dan multinasional, jadi memang layak ditampilkan dalam acara ini” ujar Putri.

Dalam kesempatan tersebut Didik Ninik Thowok menampilkan tarian yang menggambarkan perjalanan hidup manusia dari muda hingga tua, dengan menampilkan 3 topeng dengan ekspresi yang berbeda yaitu cantik, jelek dan tua. (rd2)

Redaktur: Fefin Dwi Setyawati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com