Ini Cara Cepat Kaya Usia Muda yang Berujung Pidana, Mau?

Oleh : D.Wulandari*

Berkembangnya sosial media yang menjadi sajian hiburan alternatif di tengah kegabutan selama pandemi memberi ‘berkah’ untuk para konten creator. Para youtuber, selebgram, creator tiktok, dan sebagainya kian bertebaran. Semakin banyak bermunculan anak-anak muda yang kaya-raya, terkenal dan viral dalam waktu relative singkat dengan menjadi konten kreator.

Bahkan, menjadi konten creator atau youtuber kini menjadi salah satu jajaran cita-cita yang sering disebut bocil (bocah kecil) alias anak-anak. Sepertinya menjadi Dokter, insinyur, tantara, polisi, apalagi petani sudah bukan hal menarik lagi untuk dicita-citakan. Tentu bukan tanpa alasan, sebab tontonan memang kerap kali menjadi tuntunan.

Banyaknya tayangan yang menyuguhkan pamer harta dan super konsumtif dari anak-anak muda yang kaya dengan menjadi konten creator, memang sangat menarik disimak. Rasanya mudah sekali mendapatkan uang asal bisa menjadi konten creator yang viral dan banyak subscriber atau follower. Bagi yang terobsesi ingin seperti youtuber atau selebgram idolanya tentu mulai mencari-cari bagaimananya caranya agar bisa mencapai kesuksesan seperti mereka.

Konten-konten aneh, un faedah, bahkan mengandung penipuan semakin bertebaran. Dari yang ngaku sakti tiap malam bertarung dengan dukun santet, pagi siang sore malam live streaming main game, bikin konten provokatif, masak-masak tak jelas, pamer harta, belanja barang super mewah dan seterusnya. Intinya konten itu harus aneh agar viral. Ya meski harus diakui ada juga konten-konten yang berfaedah tapi juga viral, seperti contohnya konten pengajian Gus Baha (KH Bahaudin Nur Salim) yang sering saya tonton.

Diantara konten yang paling menghipnotis mata bagi para pendamba kekayaan tentu saja model konten pamer. Sebut saja misalnya konten kreator Doni Salmanan dan Indra Kenz. Nama keduanya tentu tak asing lagi. Ya, terkhusus penggemar success story atau pemuda inspirasi, kedua sosok yang masuk jajaran ‘Crazy Rich’ dan suka pamer harta di konten-kontennya. Konon Penghasilan per bulan bisa tembus miliaran rupiah.

Kemudian yang terkini Gusti Ayu Dewanti alias Dea OnlyFans yang belum lama ini sempat viral di podcast Deddy Corbuzer. Muda, cantik, seksi, penghasilan di OnlyFans bisa mencapai Rp 20 juta per bulan. Tau kan apa itu platform OnlyFans? Ya salah satu sosial media yang biasa buat ‘jualan’ foto dan video sexi. Bagi yang belum tahu, lebih baik enggak usah tahu, karena ini illegal di Indonesia.

Namun, benar kata emak saya, sesuatu yang instan kurang baik. Contohnya saja makanan instant. Tapi ternyata kesuksesan ketiga nama itu juga ternyata tidak lama berjaya, karena berujung dengan pidana. Doni dan Indra sudah resmi tersangka dipenjara, sedangkan Dea OnlyFans meski sudah tersangka namun masih kena wajib lapor saja.  

Masih muda kaya raya itu tidak salah. Kerja tanpa terlalu memeras peluh dan berpayah-payah hanya modal otak dan teknologi digital dari rumah, juga tak masalah. Kerja enak dengan penghasilan banyak itu baik, meski belum tentu benar. Tiga nama anak muda kaya dan terkenal dengan modal platform digital itu tentu bisa menjadi contoh sekaligus perenungan, bagaimana sesungguhnya memaknai kaya.

Menjadi kaya tentu tidak keliru, tapi jika kekayaan itu kemudian merugikan banyak orang dan melanggar hukum, maka bersiaplah menghadapi malapetaka. Bukan hanya untuk diri pelaku sendiri, tapi berpotensi bagi banyak orang. Sebab, tidak hanya hal-hal baik yang dijadikan inspirasi oleh seseorang. Kadang hal-hal buruk juga menjadi inspirasi. Banyak modus kejahatan yang berkembang, bahkan semakin bisa memasuki celah-celah hukum.

Memang untuk kaya raya tidak mudah, bahkan dengan cara yang dianggap instant-pun belum tentu semua orang mampu melakukan. Namun, cara kaya dan terkenal ala konten creator yang kini berhadapan polisi, tentu tidak perlu modal banyak atau menunggu mendapatkan warisan dari orang tuanya yang kaya raya. Itu cukup modal berani, nekat, dan pasti kecerdasan untuk mengelabuhi (kalau tidak ingin disebut menipu) masyarakat.

Dan yang pasti cara kaya instant pasti akan ada yang melakukan. Hanya soal waktu, kapan kejahatan serupa akan diulang oleh orang lain dan di generasi mendatang. Ada yang mau muda, kaya, terkenal namun berujung pidana? (*)

*Penulis adalah mantan mahasiswa yang belum bekerja dan iseng-iseng ikut belajar di konutas penulis kata mata Jogja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com