YOGYAKARTA – Kasus penyakit gagal ginjal yang saat ini tengah merebak di Indonesia, disinyalir disebabkan karena mengkonsumsi obat jenis sirup. Namun berbeda dengan kasus penyakit gagal ginjal yang ditemukan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Kepala Dinkes DIY, Pembajun Setyaningastutie mengungkapkan, berdasarkan data yang diterima, Dinas Kesehatan ( Dinkes DIY ) memastikan 13 kasus gagal ginjal yang menyerang anak-anak di DIY tidak memiliki riwayat mengkonsumsi obat jenis sirup.
Meski penyebab masih misterius, namun Dinkes DIY tetap mengupayakan mencari penyebabnya.
“Kami (Dinkes DIY) masih menunggu hasil kajian yang dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), maupun kepolisian,” ungkap Pembajun, kepada wartawan, Selasa (01/11/2022).
Menurutnya, pembagian ketugasan terkait penelusuran penyebab penyakit tersebut sudah disepakati dalam rapat terpadu dengan Bareskrim Polri, Dinkes, dan BPOM di seluruh provinsi
Dalam rapat disepakati untuk pemeriksaan obat-obatan dilakukan BPOM di daerah masing masing. Lalu darah dan urin pasien diperiksa oleh Puslabfor Polri.
“Bareskrim berharap kita menjadi satgas bersama-sama,” ujarnya.
Selain menunggu hasil kajian dari pihak-pihak terkait, Dinkes DIY juga melakukan kajian epidemiologi yang bertujuan untuk mengetahui dampak persebaran penyakit gagal ginjal akut misterius di DIY.
“Kalau kita lebih melihat penyelidikan epidemologinya itu ada dampak nggak di kondisi kesehatan suatu wilayah,” terang Pembajun.
Ia menginformasikan, hingga saat ini dipastikan juga tidak terjadi penambahan pasien, baik yang berasal dari Yogyakarta maupun rujukan dari rumah sakit di Jawa Tengah.
Terkait dengan penyakit gagal ginjal akut ini, pembayun juga menghimbau agar masyarakat tetap tenang, namun tetap waspada dengan mengikuti anjuran pemerintah, dalam hal ini Kemenkes. (kt1/rw)
Redaktur: Faisal