PURBALINGGA – Museum Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja Purbalingga melakukan perawatan dan dokumentasi koleksi arkeologika dan biologika yang berada di Sanggaluri Park.
Koleksi tersebut diantaranya adalah fosil stegodon, watu pipisan, dan hasil kebudayaan logam. Kemudian ada juga hasil kebudayaan neolitikum, seperti bahan gelang, batu asah, batu pukul, serta beliung.
“Terdapat 15 koleksi di Sanggaluri Park, yang pada tahun 2023 ini dibersihkan dan didokumentasikan,” kata Triningsih, staf Museum Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja.
Triningsih menjelaskan, koleksi arkeologika dan biologika memang selama ini dipajang di dua lokasi, dengan tujuan edukasi. Yakni Museum Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja dan Museum Wayang Artefak di Sanggaluri Park.
Pendokumentasian koleksi meliputi foto, data dimensi, bahan, bentuk, nomor identitas koleksi milik Museum Soegarda Poerbakawatja serta dan referensi kajian.
Triningsih menambahkan bahwa proses perawatan dan pendokumentasian koleksi Museum Soegarda Purbalingga sudah dilaksanakan sejak 2018 kemarin.
Memudahkan Edukasi Material Kebudayaan.
Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Purbalingga, Wasis Andri Wibowo, S.Pd berharap perawatan benda-benda bersejarah tersebut bisa terus dilakukan.
Wasis mengatakan, proses perawatan dan dokumentasi juga penting dalam aspek edukasi bagi generasi muda mengenai ragam material kebudayaan yang ada di Kota Perwira.
“Kita akan menunjukan hasil dokumentasinya kepada mereka yang datang di Museum Soegarda. Nanti, kita arahkan ke Museum Wayang Artefak di Sanggaluri Park jika ingin melihat yang asli,” kata Wasis.
Kedepan, Wasis menambahkan, perawatan dan dokumetasi bisa dilengkapi dengan kajian yang melibatkan tenaga ahli. Sehingga, informasi mengenai koleksi Museum Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja yang ada akan semakin lengkap dan akurat.(pr/tar)
Redaktur: Faisal