YOGYAKARTA – Suara arus bawah sudah mulai muncul terkait pasangan Bakal Calon (balon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Yogyakarta yang diharapkan pada Pilkada Kota Yogyakarta, diantaranya dari komunitas Penggrobak Sampah Yogyakarta yang mendorong Pasangan Muhammad Afnan Hadikusumo sebagai Bakal Calon Wali Kota bersama Antonius Fokki Ardiyanto Sebagai Balon Wakil Wali Kota ( Afnan Fokki )
Koordinator Komunitas Penggobak Sampah Kota Yogyakarta, Agus Budi Santoso mengatakan, alasan mengaharapkan pasangan Afnan Fokki terwujud karena sudah mengenal kedua sosok tersebut.
Agus bersama rekan-rekannya kelompok lapisan masyarakat bawah yang bekerja sebagai jasa pengangkut sampah dari rumah ke rumah dengan gerobak ini percaya pasangan Afnan Fokki bisa mengaatasi darurat sampah di Kota Yogyakarta.
“Beliau berdua cukup kami kenal dan memang mulai santer dibicarakan warga Kota Yogyakarta di kalangan bawah bahwa yang akan maju sebagai wali kota besok Pak Afnan dan Mas Fokki sebagai wakil wali kota,” katanya saat berdialog dengan Fokki di Kawasan kampung Pengok, Demangan, Gondokusuman, Selasa (07/05/2024).
Ia menjelaskan Afnan dulu adalah anggota DPD RI yang peduli dengan persoalan sampah demikian juga dengan Fokki yang selama kiprahnya menjadi anggota DPRD Kota Yogyakarta sangat memperhatikan nasib penggerobak sampah.
Agus menjelaskan, saat ini Kota Yogyakarta mengalami darurat sampah, imbas dari kebijakan desentralisasi sampah yang diterapkan Pemerintah Daerah-Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) pada 1 Mei 2024, dimana kabupaten/kota di DIY wajib mengelola sampah secara mandiri.
Di sisi lain, kata dia, sebagai penggrobak sampah persoalan muncul lantaran kesulitan membuang sampah.
Hai itu dikarenakan Pemerintah Kota (Pemkot) belum menyediakan tempat pembuangan sampah yang mudah diakses.
Jika persoalan sampah ini tidak segera diatasi, maka ia mengkhawatirkan penghaslannya akan turun sehingga semakin kesulitan menghidupi keluarganya.
“Ini mata pencaharian kami satu-satunya. Saat ini operasional kami naik karena harus mencari pembuangan sampah yang dilarang. Terpaksa kami menyewa truk untuk mendistribusikan sampah ke tempat pembuangan yang tidak dilarang, karena Pemkot belum menyediakan. Di sisi lain kami tidak bisa menaikkan tarif kepada pelanggan,” ujarnya.
Agus juga mengeluhkan adanya tuduhan miring kepada para penggrobak sampah yang menyebabkan beberapa ruas jalan di Kota Yogyakarta dipenuhi tumpukan sampah.
Padahal, menurutnya itu bukan perbuatan para penggrobak sampah, melainkan warga yang tidak mau menggunakan jasa angkut sampah.
“Nah, atas bantuan mas Fokki yang selalu mendengar aspirasi kami, kendala-kendala kami di lapangan banyak yang teratasi meski belum maksimal karena keterbatasan wewenang beliau. Maka kami berharap nantinya Mas Fokki bisa mendapat rekomendasi dari Partai, utamanya dari PDI Perjuangan. Kalau Wali Kota saya kira Pak Afnan paling pas,” tukasnya.
Menanggapi dukungan dari komunitas penggrobak sampah, Fokki mengatakan, selama 3 Periode menjabat Anggota DPRD Kota Yogyakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, ia sudah sering berdalog dengan para penggrobak sampah.
“Memang sampah saat ini menjadi persoalan serius. Kota Yogyakarta sudah darurat sampah. Saya sering berdialog dengan kawan-kawan penggrobak sampah. Tentu karena kedekatan inilah mereka mendukung saya maju sebagai calon wakil wali kota. Kalau untuk wali kota mereka dukung Pak Afnan, saya sendiri juga merasa cocok dengan beliau,” ungkapnya.
Fokki juga sudah membuat konsep untuk mengatasi darurat sampah dalam 100 hari pertama jika nantinya diberi manah menjadi Wakil Wali Kota mendampingi Afnan.
“Saya sudah membuat konsep bersama para pakar tata kota, namun itu semua tergantung kebijakan eksekutif. Nah, kalau nanti saya mendapat Amanah sebagai Wakil Wali Kota mendampingi Pak Afnan sebagai wali Kota, saya optimis Darurat sampah di Kota Yogyakarta akan selesai paling lama di 100 hari pertama kami menjabat.” pungkasnya. (pr/kt1)
Redaktur: Faisal