Pertama Kali di Indonesia,  Dua Organisasi Besar Takwondo, TI dan UTI Pro DIY Bersatu

Dua oragisasi besar Taekwondo, UTI Pro dan TI DIY bersepakat melebur demi tingkatkan prestasi Taekwondo DIY. Foto: Istimewa
Dua oragisasi besar Taekwondo, UTI Pro dan TI DIY bersepakat melebur demi tingkatkan prestasi Taekwondo DIY. Foto: Istimewa

Dua organisasi besar Cabang Olahraga (Cabor)  Taekwondo, yaitu Taekwondo Indonesia (TI) dan Universal Taekwondo Indonesia Profesional ( UTI Pro ) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)  sepakat untuk melebur.

YOGYAKARTA – Diinisiasi Lembaga Ombudsman Daerah Istimewa Yogyakarta (LO DIY), Deklarasi bersatunya UTI Pro ke TI dihelat di Hotel Khas Tugu Yogyakarta, padaSabtu (25/01/2025).

Ketua Umum Pengda UTI Pro DIY, HM Zuharsono Azhari dan ketua Umum Pengda TI DIY, Ir. Rudy Koeshardiyanto bersama-sama menandatangani pernyataan penggabungan disaksikan oleh sejumlah stakeholders terkait.

Turut Hadir menandatangani lembar prrnyataan penggambungan sebagai saksi, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY, Drs. Suhirman, M.Pd;  Pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) DIY Bidang Pembibibitan, Pembinaan dan Prestasi, Triana mewakili Ketua KONI DIY; Wakil Ketua Merangkap Anggota Bidang Pengawasan Aparatur Pemerintahan LO DIY, Abdullah Abidin, S.Sos, SH dan Perwakilan Balai Pemuda dan Olahraga (BPO)  Dikpora DIY, Drs Priya Santosa, MM.

Sejumlah Tokoh dan atlet senior baik dari TI maupun UTI Pro juga menghadiri acara, diantaranya Grand Master Ganis Hartono dan Grand Master Rahmi Kurnia yang berprestasi di Olimpiade Barcelona 1992.

Abdullah Abidin yang akrab disapa Umbu mengungkapkan, penyatuan kedua organisasi Taekwondo ini bermula ketika  LO DIY pada periode kepengurusan tahun 2021 – 2023 menerima laporan tentang adanya atlet UTI Pro yang tidak bisa berpartisipasi dalam proses Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Kabupaten Bantul.

Pihak atlet pelajar di Bantul tersebut melapor ke LO DIY, karena menilai POPDA berbeda dengan tournament Club, dimana tidak mengharuskan pesertanya berasal dari TI.

“Kemudian kami mengundang semua stakeholders dari UTI Pro, KONI, dan Pengti TI untuk berkoordinasi. Salah satu hasil koordinasi itu memberikan mandat atau memberi rujukan agar BPO turut dalam proses POPDA Cabor Taekwondo. Karena kan POPDA diselenggarakan Dokpora, ex officio BPO,” ujarnya.

Dari perundingan awal tersebut, kemudian BPO  menggagas pertemuan semua pihak untuk merapikan Pelaksanaan POPDA khusus Cabor Taekwondo. Pertemuan tersebut dilangsungkan pada 4 Juni 2024.

“Semua sepakat tidak ada problem untuk bersinergi. Namun demikian karena masih pernyataan lisan, LO DIY menganggap perlu pernyataan tertulis. Kami merekomendasikan agar mengadakan MoU dalam pelaksanaan PODA. Dalam MoU itu, TI sebagai penyelenggara akan mengundang atau membuat surat edaran untuk UTI Pro untuk Terlibat dalam proses POPDA,” bebernya.

Berawal dari sinergi di POPDA itulah, kata Umbu,  kemudian muncul gagasan kenapa juga sinergi ini juga sampai PON (Pekan Olahraga Nasional). Nah, namun kalau itu maka memang harus bergabung ke TI secara murni artinya melebur, karena TI yang di bawah KONI.

Akhirnya UTI Pro dan TI bersepakat untuk bersama-sama mengarumkan nama DIY melalui prestasi Cabor Taekwondo dengan menandatangani pernyataan penggabungan hari ini. 

Ketum Pengda UTI Pro DIY, HM Zuharsono Azhari menuturkan, bersatunya pengurus daerah yang dimulai dari DIY ini diharapkan dapat membawa semangat serupa di daerah lain di Indonesia.

“Semoga hari ini menjadi tonggak sejarah baru bagi insan taekwondo untuk bersatu,” ujarnya.

Menurutnya, Yogyakarta sebagai inisiasi penggabungan tersebut, lantaran pernah menjadi barometer taekwondo tanah air antara tahun 1980an hingga 1990an saat atletnya, Rahmi Kurnia berprestasi di Olimpiade Barcelona.

“Mudah-mudahan setelah ini, dari Yogyakarta bisa mengirimkan lagi atlet-atletnya di kejuaraan dunia,” sambungnya.

Sementara itu, Ketua Umum Pengda TI DIY, Rudy Koeshardiyanto berharap langkah penyatuan UTI Pro dengan TI yang baru pertama di Indonesia ini menjadi percontohan bagi pengprov-pengprov lain di Indonesia.

Menurutnya hasil kesepakatan tersebut menunjukkan komitmen bersama dalam visi meningkatkan kualitas, bukan lagi kuntantas, sehingga berpengaruh positif untuk prestasi.

“Dengan penggabungan pengurus daerah ini, tidak ada lagi kisruh terkait atlet yang berlaga di tingkat Popda, Porda, PON, sehingga harus didiskualifikasi,” ujarnya.

Binpres KONI DIY, Triana mengatakan, KONI mengapresiasi bergabungnya kembali UTI Pro ke Pengda TI DIY, sehingga memberikan manfaat besar bagi pembinaan atlet. Diharapkan tidak ada riak-riak lagi yang dapat merintangi atlet untuk berprestasi, karena trauma atau takut didiskualifikasi karena dualisme organisasi.

Selanjutnya diharapkan, sertifikasi pemutihan bisa dilaksanakan dengan nyaman agar atlet yang membutuhkan dukungan untuk sekolah, pekerjaan, maupun ujian kenaikan tingkat (UKT) tidak terhambat.

Kepala Dikpora DIY Suhirman berharap, semakin banyak atlet yang dimiliki dapat meningkatkan prestasi DIY di ajang Popda, Porda, PON bahkan level internasional di masa depan. (pr/kt1)

Redaktur: Faisal

 

 

 

 

 

 

59 / 100

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Powered by rasalogi.com